Jakarta, Rasilnews — Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) bersama BEM fakultas se-UI menyampaikan lima pernyataan sikap terkait kondisi terkini di Tanah Air. Mereka mengecam tindakan represif aparat yang mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka dalam sejumlah aksi massa.
Pernyataan sikap tersebut dibacakan di Tugu Makara UI, tepat di seberang Fakultas Psikologi UI, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (2/9/2025).
Ketua BEM UI 2025, Zayyid Sulthan Rahman, menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Ia menyebut, hingga kini tercatat sembilan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka.
Korban meninggal di antaranya adalah Afan Kurniawan, Sarinawati, Saiful Akbar, Muhammad Akbar Basri, Rus Damiansyah, Reza Sendi Pratama, Sumari, Andika Lutfalah, dan Iko Julian Junior.
“Sebagai bagian dari rakyat Indonesia yang berdaulat, kami turut berdukacita atas gugurnya sembilan saudara kita dan ratusan korban luka dalam aksi belakangan ini. Tindakan represif aparat tidak bisa dibenarkan karena mencederai demokrasi dan hak asasi manusia,” ujar Zayyid.
Aliansi BEM UI juga menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai dugaan makar. Menurut mereka, tuduhan tersebut harus dibuktikan dengan investigasi yang jelas, transparan, dan akuntabel. Hingga kini, mahasiswa menilai belum ada permintaan maaf tulus maupun komitmen serius dari pemerintah untuk memperbaiki keadaan.
Dalam sikap resminya, BEM UI menyampaikan lima poin utama:
- Menuntut pertanggungjawaban penuh Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, DPR RI, TNI, Polri, serta elit politik atas kebijakan dan pernyataan yang tidak berpihak pada rakyat.
- Mendesak pembebasan seluruh massa aksi yang ditahan, serta mengecam penangkapan sewenang-wenang, pemukulan, penyiksaan, hingga pembunuhan di luar hukum.
- Menolak kebijakan pembungkaman informasi, termasuk aturan KPI Nomor 309/KPI-DKI/8/2025 yang dianggap melanggar kebebasan pers dan hak masyarakat memperoleh informasi.
- Menegaskan komitmen mahasiswa UI untuk menyebarkan informasi objektif, menolak disinformasi dan propaganda provokatif yang dapat memicu kekerasan maupun rasisme.
- Mengajak masyarakat menjaga solidaritas dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang berusaha mengadu domba hingga menyerang kelompok minoritas.
“Mahasiswa adalah pemuda yang memiliki keyakinan pada kebenaran dan berdiri di hadapan kezaliman. Karena itu, mahasiswa wajib bergerak untuk mengubah kondisi bangsa menuju masyarakat madani yang adil dan makmur,” tegas BEM UI dalam pernyataan bersama.
Aksi tersebut ditutup dengan seruan yel-yel: “Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia! Hidup perempuan yang melawan! Warga jaga warga!”