Jakarta, Rasilnews – Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menegaskan bahwa kaum buruh tidak boleh lagi hanya menjadi penonton dalam politik, melainkan harus berperan aktif menentukan arah kebijakan negara. Hal itu ia sampaikan saat meninjau aksi buruh di depan Gedung DPR/MPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (28/8/25).
“Seluruh dunia buruh berpolitik. Ada Partai Buruh, ada Partai Sosial Demokrat, ada partai kiri. Karena kita tidak mau lagi dibodoh-bodohi,” ujar Said Iqbal.
Iqbal menyoroti ketimpangan dalam sistem perpajakan di Indonesia. Menurutnya, rakyat pekerja selalu dikenakan potongan pajak, mulai dari PPN saat belanja hingga PPh 21 dari gaji dan tunjangan. Sementara itu, praktik keringanan pajak bagi kalangan elite justru kerap terjadi. “PPh 21 buruh itu lebih besar daripada pajak orang kaya. Kok kita tidak boleh menentukan arah negeri ini?” tegasnya.
Selain isu pajak, Said Iqbal juga mendesak adanya redesain sistem pemilu agar bersih dari praktik kecurangan. Ia menekankan bahwa aksi buruh hari ini adalah langkah awal menuju gerakan yang lebih besar, termasuk opsi mogok nasional jika pemerintah dan DPR abai pada tuntutan. “Kalau jutaan buruh berhenti produksi, mau apa mereka? Tapi kami tetap ingin menjaga kondusivitas,” kata Iqbal.
Dalam kesempatan itu, ia memastikan aksi berlangsung damai dengan pengamanan internal Garda Metal serta kerja sama mahasiswa. Said Iqbal juga meminta aparat kepolisian bersikap persuasif dan humanis.
“Kami sudah bertemu dengan Kapolri, Polda Metro, juga beberapa menteri dan lembaga intelijen. Aksi ini akan berjalan damai, tapi jangan paksa kami melumpuhkan ekonomi,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa buruh dan mahasiswa adalah dua kekuatan moral dan ekonomi yang harus bersinergi. “Pers dan rakyat hari ini bisa bebas karena mahasiswa 1998. Jangan framing mahasiswa sebagai ancaman. Mahasiswa adalah gerakan moral, buruh adalah gerakan ekonomi. Kita akan bergabung bersama,” ungkap Iqbal.
Terkait agenda politik, Partai Buruh akan melanjutkan strategi “lobi aksi” dengan DPR setelah unjuk rasa hari ini. Jika pertemuan dengan parlemen tidak digubris, Said Iqbal memastikan massa akan kembali turun ke jalan. “Daripada joget-joget, lebih mulia turun ke jalan memperjuangkan hak rakyat,” tutupnya.