Jakarta, Rasilnews — Dalam acara tahlilan mengenang aktivis disabilitas Fikri Thalib, yang wafat pada Jumat (29/8/2025) pukul 17.05 WIB, Ustaz Heri Nurdi menyampaikan tausiyah yang menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan ruhani di samping kebutuhan fisik.
Dalam ceramahnya, Ustaz Heri mengingatkan bahwa manusia kerap terjebak dalam pemenuhan kebutuhan duniawi, sementara kebutuhan ruhani justru terabaikan. “Sepanjang hidup kita sibuk dengan makanan enak, pakaian bagus, jam tangan mahal. Tapi ruhani kita compang-camping, kering, tidak terurus,” ujarnya di hadapan jamaah.
Ia menekankan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa diperoleh ketika ruh dekat dengan Allah SWT melalui istighfar, salawat, dan tilawah Al-Qur’an. “Ruh itu bahagia jika menyebut nama Allah. Ruh itu bahagia jika didekatkan dengan Al-Qur’an. Namun, kita sering lebih akrab dengan handphone daripada kalamullah,” tegasnya.
Selain itu, Ustaz Heri mengingatkan pentingnya memperbanyak salawat kepada Nabi Muhammad ﷺ, karena kelak syafaat beliau sangat dibutuhkan umat. “Salawat kita dalam sehari sebanyak apa? Sedalam apa? Sebersih apa? Itu yang nanti akan menolong kita,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya memberikan penghargaan tulus kepada sesama ketika masih hidup, bukan setelah wafat. “Pujian setelah meninggal tidak ada manfaatnya. Apresiasi yang tulus harus disampaikan ketika saudara kita masih hidup, agar silaturahim tetap terjaga dan hati menjadi berbunga-bunga,” jelasnya.
Ustaz Heri mengingatkan jamaah untuk menyiapkan bekal amal saleh sebagai penolong di akhirat. “Kalau kita terjebak di kamar mandi saja paniknya luar biasa, apalagi nanti ketika sudah ditimbun tanah. Tidak ada yang bisa menolong kecuali amal-amal kita,” pesannya.
Sebelumnya, aktivis disabilitas Fikri Thalib meninggal dunia pada Jumat, (29/08/2025) pukul 17.05 WIB. Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada usia 65 tahun.
Fikri Thalib dikenal luas sebagai anggota MPR RI periode 1998–1999, bagian dari parlemen yang terbentuk pasca-Reformasi dan tercatat sebagai salah satu pendukung Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Jenazah almarhum disemayamkan di Masjid Silaturahim, Cibubur, Jakarta Timur, untuk disalatkan pada Sabtu, 30 Agustus 2025. Setelah itu, jenazah akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, usai salat Zhuhur.