Jakarta, Rasilnews — Aktivis Aqsa Working Group (AWG), M. Fathurahman, mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) saat berlayar menuju Gaza Palestina.
Menurut Fathurahman, para aktivis sempat tertahan hampir dua minggu di Sisilia, Italia, untuk menunggu keberangkatan gelombang kedua setelah sebelumnya gelombang pertama berhasil berangkat.
“Dari penantian kami selama di Sisilia kurang lebih hampir dua minggu, banyak yang kami hadapi di lapangan. Mulai dari kapten yang meninggalkan kapal hingga adanya sabotase terhadap kapal kami oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan pelayaran ini berhasil menembus blokade Gaza,” ujarnya saat memberikan keterangan dibandara Soekarno Hatta, Tanggerang Banten, Sabtu (4/10/2025).
Ia menambahkan, kondisi tersebut membuat keberangkatan menjadi semakin sulit. Hingga hari ini, kata Fathurahman, hanya dua aktivis yang masih bertahan di Sisilia untuk menunggu kapal-kapal lain yang belum berangkat.
Misi GSF yang melibatkan aktivis kemanusiaan internasional bertujuan mendobrak blokade Israel atas Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina.
Misi Global Sumud Flotilla
Global Sumud Flotilla merupakan inisiatif kemanusiaan internasional yang melibatkan aktivis dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Mereka berlayar dengan armada kapal kecil hingga menengah, membawa bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lain bagi rakyat Gaza.
Pelayaran ini tidak hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga aksi nyata untuk mendobrak blokade laut yang diberlakukan Israel sejak lebih dari 17 tahun terakhir.
Sejumlah kendala sering menghadang perjalanan flotilla, mulai dari tekanan diplomatik, sabotase di pelabuhan, hingga risiko intersepsi militer Israel di perairan internasional. Meski begitu, para aktivis tetap menegaskan komitmennya untuk membela kemanusiaan dan menyuarakan kebebasan Palestina.
“Ini bukan hanya soal bantuan, tapi tentang menunjukkan pada dunia bahwa blokade Gaza adalah bentuk ketidakadilan. Kami ingin berdiri bersama rakyat Palestina,” tutur Fathurahman.