Manusia Tak Luput dari Dosa, Namun Allah Maha Pengasih dan Maha Pengampun

RasilNews – Manusia tidak pernah terlepas dari noda dan dosa. Setiap insan pasti memiliki kekhilafan dan tidak ada seorang pun yang sepenuhnya bersih dari kesalahan. Namun di balik semua itu, Allah tetap Maha Penyayang, Maha Pengampun, dan Maha Pemaaf. Sebesar apa pun dosa yang dilakukan manusia, Allah akan menerima taubat hamba-Nya selama ia sungguh-sungguh kembali dan memohon ampun kepada-Nya.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 17 dan 18:

Ayat 17:
إِنَّمَا ٱلتَّوْبَةُ عَلَى ٱللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَتُوبُ ٱللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya, taubat itu (diterima) Allah hanyalah (bagi) orang-orang yang mengerjakan kejahatan dalam keadaan tidak tahu, kemudian mereka segera bertaubat, maka Allah akan menerima taubat mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Ayat 18:
وَلَيْسَتِ ٱلتَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ حَتَّىٰٓ إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ إِنِّى تُبْتُ ٱلْـَٰٔنَ وَلَا ٱلَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“…Dan tidaklah taubat itu diterima Allah bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan, hingga apabila maut datang kepada seseorang di antara mereka, dia berkata: ‘Sesungguhnya aku bertaubat sekarang,’ dan tidak pula (taubat diterima) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Mereka itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.”

Dalam program “Renungan di Bawah Naungan Al-Qur’an” yang dipandu oleh Habieb Isa Al Kaff di Radio Silaturahim, Ustadz Husein Alattas menegaskan betapa pentingnya menyempurnakan taubat dengan terlebih dahulu menyelesaikan urusan dan hak-hak sesama manusia. Ia mengingatkan bahwa taubat seseorang belum sempurna jika masih ada pihak yang belum meridhai perbuatannya.

Ustadz Husein menggambarkan besarnya kasih sayang Allah kepada hamba yang bertaubat dengan perumpamaan seseorang yang menemukan kembali barang berharga yang sebelumnya hilang. Menurutnya, perumpamaan ini menunjukkan betapa besar penghargaan Allah kepada hamba yang kembali kepada-Nya dengan tulus.

Ia juga menjelaskan bahwa peluang bertaubat akan tetap terbuka selama nyawa belum mencapai kerongkongan, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW. Dosa yang terjadi karena kelemahan atau ketidaktahuan tetap dapat diampuni, asalkan pelakunya segera memohon ampun dan memperbaiki diri.

Ustadz Husein mengangkat kisah Nabi Adam AS yang meskipun melakukan kesalahan, segera menyesal dan memohon ampun hingga Allah menerima taubatnya. Kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap kesalahan membawa pelajaran dan harapan selama taubat dilakukan dengan sepenuh hati.

Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *