Pesimis IKN Nusantara Berhasil, Nuim Khaiyath: Kita Kewalahan

Pesimis IKN Nusantara Berhasil, Nuim Khaiyath: Kita Kewalahan

Cibubur, Rasilnews – Penyiar Senior, Nuim Khaiyath menilai mega proyek pemindahan ibu kota Indonesia dari DKI Jakarta ke IKN Nusantara memerlukan banyak pertimbangan dan perhitungan, terutama dalam segi keuangan. Ia mengatakan, membayangkan proses pemindahan ibu kota saja sudah cukup membuat Indonesia kewalahan.

“Jadi untuk pindah (ibu kota) ini kita membayangkannya saja sudah merasa kewalahan,” ujar Nuim dalam wawancara Topik Berita Radio Silaturahim 720 AM.

Meskipun ada pertimbangan-pertimbangan dari para ahli, namun ia mempertanyakan mengapa Menteri Keuangan RI diam saja dan menerima usulan pemindahan ibu kota negara. Padahal menurut Nuim, hal tersebut tentu sangat memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Ia lalu menyamakan proyek IKN Nusantara dengan proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang awalnya disebutkan pemerintah tidak akan menggunakan dana dari APBN, namun pada akhirnya malah memberatkan APBN.

“Bukankah itu memerlukan biaya yang sangat besar. Semula dianggap tidak memberati seperti kereta api cepat Jakarta-Bandung tidak akan memberati APBN, tapi akhirnya kembali ke APBN,” kata Nuim.

Walaupun ada beberapa negara yang berhasil memindahkan ibu kotanya, namun Nuim menyarankan untuk meniru Malaysia saja yang tidak memindahkan ibu kotanya, namun memperluas dan memperbesar wilayah ibu kota negaranya.

“Memang ada beberapa negara, kita sebut saja Nigeria, Brazil, Kazakhstan dan sebagainya memindahkan ibu kota negara. Tapi bahkan Malaysia ini pintar, mereka bikin ibu kotanya diperbesar saja jadi tidak perlu pindah jauh-jauh,” ucapnya.

Nuim meragukan apakah IKN Nusantara ini bisa berhasil atau tidak. Meskipun pemindahan ibu kota negara sudah sejak lama diusulkan oleh beberapa presiden RI sebelum Joko Widodo dengan alasan yang tak jauh berbeda, seperti kepadatan Jakarta hingga isu Jakarta yang akan tenggelam.

Lebih jauh, ia menyebut besarnya biaya yang digunakan dalam mega proyek ini tidak sejalan dengan peluang keberhasilannya, sehingga membuat seorang Elon Musk yang bisa dengan mudah membeli Twitter, harus berpikir dua kali untuk bergabung menjadi investor IKN Nusantara.

“Elon Musk yang dengan mudahnya membeli Twitter, tapi nampaknya masih berpikir dua kali dan sulit sekali memberikan persetujuannya (menjadi investor) kepada Luhut Binsar Pandjaitan,” pungkas Nuim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *