Banten, Rasilnews – Genosida yang terus berlangsung di Gaza, Palestina, kian menyayat hati. Ribuan anak-anak dan perempuan menjadi korban kebiadaban zionis Israel. Data terbaru mencatat lebih dari 60 ribu warga Gaza telah syahid sejak agresi besar-besaran dimulai. Meski dunia internasional berulang kali mengecam, Israel tetap bergeming dan mempertahankan blokadenya.
Di tengah situasi ini, masyarakat internasional yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla bertekad untuk kembali menembus blokade tersebut. Gerakan ini melibatkan lebih dari 44 negara, termasuk Indonesia, yang tergabung dalam Sumud Nusantara.
Nur Hadis, relawan Aqsa Working Group (AWG), menegaskan bahwa misi flotilla ini adalah bentuk ketangguhan dalam menolak penjajahan.
“Sumud artinya ketangguhan. Gerakan ini mendorong agar blokade Gaza segera dibuka. Kita tahu, genosida dan pelaparan yang dilakukan Zionis Israel masih terus berlangsung hingga kini. Dengan aksi nyata ini, mudah-mudahan blokade bisa segera dihentikan,” ujarnya kepada Radio Silaturahim, Rabu (27/08/25).
Dari AWG sendiri, ada empat relawan yang akan berangkat: Nur Hadis, Farid Zanzabil (Bogor), Fathur Rahman (Jabodetabek), dan Yusuf (Jawa Tengah). Mereka dijadwalkan berangkat awal September dan menargetkan perjalanan laut selama dua pekan menuju Gaza. Setibanya di sana, mereka akan menyalurkan bantuan makanan, obat-obatan, serta dukungan kemanusiaan bagi rakyat Palestina sebelum kembali ke Indonesia.
Lebih lanjut, Nur Hadis menyebutkan bahwa rombongan ini akan berlayar bersama relawan dari berbagai negara di Asia dan Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Thailand, Filipina, Sri Lanka, hingga Bhutan. Secara keseluruhan, lebih dari 70 kapal diperkirakan akan ikut serta dalam flotilla kali ini.
Misi kemanusiaan tersebut mengingatkan pada upaya serupa yang pernah dilakukan, termasuk oleh kapal Mavi Marmara pada 2010. Meski kerap dihadang Israel, Nur Hadis menegaskan bahwa perjuangan ini tidak pernah dianggap gagal.
“Sejak 2008, sudah banyak flotilla yang dikirimkan untuk mencoba menembus Gaza. Ini adalah upaya berkelanjutan. Kali ini, dengan jumlah kapal yang lebih besar, kita berharap Israel dan Amerika melihat kekuatan ini lalu memilih membuka blokade tanpa konfrontasi di laut,” katanya.
Di akhir, Nur Hadis berpesan kepada masyarakat Indonesia agar terus mendukung perjuangan Palestina.
“Selain alasan akidah, kita punya amanah konstitusi. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan. Apa yang dilakukan Israel di tanah Palestina adalah penjajahan yang nyata, dan kita sebagai anak bangsa punya kewajiban untuk menentangnya,” pungkasnya.
Dengan semangat sumud—ketangguhan dan keteguhan hati—para relawan dari berbagai belahan dunia terus melangkah. Harapannya, blokade Gaza segera berakhir dan rakyat Palestina bisa kembali hidup dalam kemerdekaan dan martabatnya sebagai manusia.