7 Tahun Menanti Keturunan: Antara Takdir, Adopsi, dan Poligami

Sumber: Sesi Konsultasi (Psikologi Keluarga) Bersama Ustadz Husein Alattas

Cibubur, Rasilnews — Sebuah kisah menyentuh hati datang dari sepasang suami istri yang telah tujuh tahun menikah tanpa dikaruniai seorang anak. Dalam sesi konsultasi bersama Ustadz Husein Alattas di Rasil TV, sang istri menceritakan kebimbangannya antara mengangkat anak sebagai bentuk kasih sayang, atau membolehkan suaminya menikah lagi demi mendapatkan keturunan.

“Kami sudah tujuh tahun menjalani rumah tangga dan belum juga dikaruniai satu anak pun. Kami terus berdoa semoga Allah segera memberikan karunia-Nya,” ucap Nuning host Psikologi Keluarga.

Wanita tersebut kemudian mengutarakan dua pilihan yang selalu terlintas di hatinya. “Apakah seandainya kami mengadopsi seorang anak menjadi anak angkat itu diperbolehkan dalam Islam, atau suami saya sebaiknya berkeluarga lagi agar bisa memiliki anak?” tuturnya.

Namun sang suami ternyata menolak dengan lembut ketika istrinya menyarankan poligami. “Ketika saya menawarkan suami untuk berkeluarga lagi, dia menjawab, ‘Tidak perlu.’ Saya jadi bimbang, apakah dia benar-benar tidak mau, atau hanya malu untuk membicarakannya,” kata sang istri.

Menjawab hal tersebut, Ustadz Husein Alattas menjelaskan bahwa ujian tidak memiliki anak adalah bagian dari takdir Allah yang harus diterima dengan sabar dan ikhlas. “Islam memperbolehkan mengasuh atau merawat anak, tetapi bukan mengubah statusnya menjadi anak kandung. Nasab tetap harus dijaga, dan batas mahram harus tetap diperhatikan,” jelasnya.

Beliau juga menegaskan bahwa poligami adalah pilihan yang dibolehkan jika suami mampu berlaku adil dan bertanggung jawab. “Namun bahagianya rumah tangga tidak selalu diukur dengan hadirnya keturunan. Rumah tangga dinilai dari kekuatan iman, komunikasi, dan kasih sayang antara suami dan istri,” ujar Ustadz Husein.

“Anak memang anugerah besar,” lanjutnya, “tetapi tidak memiliki anak bukan berarti rumah tangga itu gagal. Allah menilai kesabaran dan keikhlasan setiap hamba-Nya.”

Kisah pasangan ini menjadi renungan bagi banyak keluarga yang menghadapi ujian serupa. Dalam pandangan Islam, setiap ujian hidup — termasuk tidak dikaruniai keturunan — adalah kesempatan untuk memperkokoh iman dan menemukan makna sabar yang sejati.

Comments (0)

Your email address will not be published. Required fields are marked *