Jakarta, Rasilnews – Ketua MUI Bidang Hubungan Internasional dan Luar Negeri, Prof. Sudarnoto Abdul Hakim, menyerukan penguatan sektor UMKM sebagai bagian dari strategi umat Islam dalam menghadapi dominasi produk-produk Israel dan afiliasinya. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers bertajuk One Million Women For Gaza: Perempuan Boikot Produk Pro-Israel yang digelar di Swiss-Bellin Hotel Cawang, Jakarta, Kamis (3/6/2025).
“UMKM melalui kekuatan ekonomi rakyat harus kita angkat. Ini saatnya kita bersama-sama memanfaatkan momentum boikot yang sudah berjalan dengan baik,” kata Prof. Sudarnoto.
Ia mengingatkan bahwa meski Indonesia secara resmi mendukung Palestina, kebijakan konkret untuk menghentikan impor produk Israel masih belum jelas. “Presiden kita jelas membela Palestina. Tapi kebijakan untuk melarang produk Israel masuk ke Indonesia? Itu belum ada,” ujarnya.
Prof. Sudarnoto mengungkapkan bahwa Menteri Perdagangan RI bahkan sempat mengakui adanya peningkatan hubungan perdagangan Indonesia dengan Israel. Namun, ia berjanji akan mengundang pihak-pihak terkait untuk membahas dan merumuskan kebijakan yang dapat melindungi masyarakat dari produk-produk tersebut.
“Kalau bicara soal Israel, jangan berhenti hanya di wacana. Harus ada aksi konkret. Boikot adalah salah satu cara paling efektif untuk melemahkan perekonomian Israel,” tegasnya.
Ia juga mencontohkan pengalaman sejumlah negara yang telah berhasil menutup jaringan bisnis raksasa pro-Israel seperti McDonald’s. “Di Spanyol saya lihat McDonald’s sudah tutup. Tapi di Ciputat, Indonesia, masih ada,” katanya.
Lebih jauh, Prof. Sudarnoto menyebutkan bahwa momentum geopolitik saat ini sangat strategis. “Amerika sedang goyah. Ekonomi mereka mulai melemah. Bahkan di dalam negeri mereka sendiri ada perlawanan. Ini peluang kita untuk memperkuat barisan umat Islam lintas negara, lintas budaya, dan lintas profesi,” tuturnya.
Ia juga menyinggung fatwa jihad dan rekomendasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang penggunaan kekuatan militer internasional untuk memaksa Israel keluar dari Gaza. “Satu-satunya cara adalah memukul mundur Israel dengan kekuatan diplomatik militer global,” tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Prof. Sudarnoto kembali menekankan bahwa boikot bukan hanya simbol perlawanan, tetapi strategi untuk melemahkan sumber-sumber pendapatan Israel. “Jika sumber ekonomi mereka runtuh, biaya untuk membunuh rakyat Palestina akan semakin berat bagi mereka,” pungkasnya.