Purwakarta, Rasilnews – Ketika bencana datang tanpa aba-aba dan kebutuhan masyarakat terus berjalan, sekelompok relawan dari Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) Korda Purwasuka membuktikan bahwa aksi nyata tak menunggu panggilan resmi. Dalam sepekan terakhir, mereka telah turun ke tiga lokasi berbeda, menjalankan misi kemanusiaan mulai dari tanggap darurat, evakuasi jenazah, hingga pengamanan kegiatan olahraga tingkat daerah.
Kegiatan pertama dilakukan pada Jumat (13/6), saat tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, terus bergerak setiap beberapa menit. Bencana ini mengakibatkan kerusakan berat pada puluhan rumah warga dan fasilitas umum. Dengan sigap, tim UAR Purwasuka bergabung bersama aparat desa dan potensi SAR lainnya untuk memantau dan menilai risiko lanjutan.
“Tanahnya terus bergeser setiap lima sampai sepuluh menit. Ini sangat membahayakan,” ungkap Fidianto, Koordinator UAR Purwasuka, pada Senin (16/6). Menurutnya, sebanyak 69 rumah rusak parah, satu fasilitas umum dan satu tempat ibadah ikut terdampak, serta jalan utama desa kini tidak bisa dilalui karena ambles.
Sebanyak 83 kepala keluarga dengan total 256 jiwa terdampak, dan 154 jiwa di antaranya telah mengungsi. Bantuan logistik awal memang telah diterima, namun nasib relokasi dan rekonstruksi masih menunggu kepastian dari pihak berwenang.
Tak hanya fokus pada keselamatan hidup warga, UAR juga memperhatikan aspek sosial dan spiritual korban bencana. Keesokan harinya, Sabtu (14/6), tim kembali turun membantu proses pemindahan makam dari lokasi rawan longsor. Sebanyak 18 jenazah dipindahkan ke area baru yang lebih aman di Kampung Hegarmanah, Desa Pasirmunjul.
Proses yang penuh keharuan ini terus berlanjut hingga Ahad (15/6), dengan total 26 makam berhasil dipindahkan. Sejumlah keluarga sempat kesulitan mengenali lokasi makam kerabat mereka karena bergeser cukup jauh dari posisi awal akibat pergerakan tanah.
Di hari yang sama, pada Ahad, UAR Purwasuka juga dipercaya membantu pengamanan Kejuaraan Renang Air Terbuka (Open Water Swimming) memperebutkan Piala Bupati Purwakarta di Danau Jatiluhur. Tim relawan UAR berjaga di perairan, memastikan setiap peserta dalam kondisi aman selama kejuaraan berlangsung.
Tiga misi dalam tiga hari berturut-turut memperlihatkan bahwa dedikasi para relawan UAR tidak mengenal jeda. Dari medan bencana hingga kegiatan olahraga, mereka hadir sebagai pelindung di garis depan.
“Relawan kami terdiri dari berbagai latar belakang, tetapi semua satu visi: siap hadir di mana pun kemanusiaan memanggil,” tegas Fidianto.
Komitmen seperti inilah yang membuat UAR bukan sekadar organisasi, melainkan bagian dari denyut kehidupan masyarakat yang sedang menghadapi situasi sulit maupun merayakan harapan.