Fachri Muhammad Nilai Rasil Jadi Salah Satu Media Umat yang Masih Konsisten Berdakwah

Cibubur, Rasilnews – Pendiri dan CEO Smart FM, Fachri Muhammad, menilai bahwa Radio Rasil merupakan salah satu media dakwah yang masih bertahan secara konsisten di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan zaman. Ia menyebut Rasil sebagai media umat yang memiliki potensi besar, bahkan mungkin menjadi satu-satunya yang tersisa di Jakarta dalam menyuarakan nilai-nilai keislaman.

“Rasil ini merupakan media umat yang jangan-jangan tinggal satu-satunya di Jakarta. Tapi tentu harus ada banyak perubahan mengikuti zaman, terutama di era digital ini,” ujar Fachri kepada Radio Silaturahim, Selasa (30/04/25).

Fachri menekankan perlunya transformasi dan pemetaan ulang audiens Rasil agar lebih tepat sasaran. Ia menyarankan agar pihak pengelola melakukan riset atau survei sederhana untuk memahami siapa pendengar mereka. “Kita harus tahu siapa target kita. Jangan-jangan pendengarnya banyak, tapi kita tidak tahu siapa mereka,” katanya.

Menurut Fachri, eksistensi radio dakwah tetap relevan di tengah berbagai tantangan media. Ia menegaskan bahwa frekuensi siaran adalah milik publik dan tidak bisa digunakan sembarangan. “Frekuensi itu milik publik, amanah dari negara. Maka, radio dakwah seperti Rasil ini sangat tepat dan penting dalam menjaga nilai dan akhlak di masa perubahan seperti sekarang,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi semangat dan idealisme para insan Rasil. “Saya suka semangatnya. Saya kenal orang-orang di Rasil, mereka orang-orang yang punya niat ibadah. Media itu produk intelektual, jadi harus dijalankan oleh orang-orang yang juga intelektual,” jelasnya.

Terkait rencana kerja sama, Fachri menyebut nama Ral FM Manado -radio yang berbasis di Manado- sebagai mitra yang potensial. Ia berharap konten dan semangat Rasil juga bisa menjangkau masyarakat di luar Jakarta. “Ral FM bagus, dan konten dakwah Rasil juga bagus, ini kenapa tidak dinikmati oleh umat di Manado juga?” katanya.

Fachri juga menyoroti tantangan industri media secara umum. Namun, ia optimis bahwa radio dakwah seperti Rasil bisa bertahan asal dibarengi inovasi dan strategi yang jelas. “Harus ada gerakan yang terstruktur. Jangan hanya berharap, tapi mulai dengan riset kecil dan pendekatan yang profesional,” tambahnya.

Sebagai penutup, Fachri memberikan pesan bagi para pengelola Rasil: “Media adalah kerja intelektual. Tidak bisa dijalankan oleh orang yang tidak punya kapasitas berpikir. Menyiar itu bukan pekerjaan mudah. Kalian hebat-hebat. Saya juga pernah jadi penyiar, jadi saya tahu,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *