Tajuk Rasil : Luqman, Nama dan Nasihatnya Diabadikan Alquran

Jumat, 13 Jumadil Akhir 1444 H/ 6 Januari 2023

Artikel Republika.co.id

Menjadi orang tua pada zaman sekarang sungguh amat sulit. Tantangannya besar, di mana jutaan informasi berseliweran bisa membuat anak-anak kita terhuyung. Apakah mereka hendak ke barat, timur, utara, atau selatan. Di sinilah agama di butuhkan. Lewat agama, anak-anak bisa berdiri di atas landasan Iman dan Islam dan berperilaku ihsan. Anak-anak sebagai generasi penerus pun akan kokoh menghadapi terjangan arus informasi yang menyimpan ragam ideologi.

Tidaklah salah jika kita belajar dari orang-orang terdahulu dalam mendidik anak-anak mereka. Salah satunya adalah Luqman al Hakim. Tokoh ini diceritakan dalam Alquran karena kearifannya dalam mendidik anak. Luqman, yang dikisahkan oleh beberapa riwayat adalah seorang hamba Allah berkulit hitam, merupakan seorang ahli hikmah sehingga menjadi hamba yang bersyukur. Disebutkan dalam Alquran, “Dan sungguh telah Kami berikan hikmah kepada Luqman yaitu, ‘Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur) maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji’.” (Surat Luqman ayat 12).

Allah SWT telah mengisahkan seorang ayah bernama Luqman yang kehidupannya penuh dengan nasihat (hikmah). Siapakah sesungguhnya Luqman Al-Hakim itu? Para ulama berselisih pendapat mengenai hal ini. Menurut pendapat mayoritas ulama, Luqman hanyalah seorang ahli hikmah karena dalam Alquran disebutkan bahwa Allah memberikan hikmah kepadanya. Selain itu, dia terkenal dengan nasihat kepada anaknya untuk berbakti kepada kedua orang dan tidak menyekutukan Allah.

Ibnu Katsir dalam kitabnya Bidayah wa an-Nihayah berpendapat, nama panjangnya ialah Luqman bin ‘Anqa’ bin Sadun, sedangkan anaknya bernama Taran, demikian pula menurut As-Suhaili. Ibnu Katsir menjelaskan, mayoritas ulama berpendapat Luqman adalah seorang hamba Allah yang saleh tanpa menerima kenabian. Sementara itu, Syauqi Abu Khalil dalam kitabnya Athlas Alquran menyebutkan, Luqman adalah putra saudara perempuan Ayyub atau putra bibinya. Namun, ada juga yang berpendapat Luqman hidup hingga Nabi Dawud ‘alaihissalam diutus menjadi seorang rasul.

Sementara itu, menurut Fariadi dan Ruslan dalam artikelnya yang bertajuk Menyelami Nasihat Lukman Al-Hakim menyebutkan, para ulama berbeda pendapat mengenai asal usulnya. Ibnu Abbas RA menyebutkan, Luqman adalah seorang tukang kayu yang berasal dari Habsyi. Said bin Musayyab mengatakan, bahwa Luqman berasal dari kota Sudan dan memiliki kekuatan dan mendapatkan hikmah dari Allah, namun dia tidak menerima kenabian.

Ibnu Abbas dalam Mausu’ah al-Qarn al’Isyrin meriwayatkan, Luqman Al-Hakim bukanlah seorang nabi maupun raja. Dia hanya seorang penggembala yang dimerdekakan majikannya. Pada suatu hari majikannya pernah menyuruhnya untuk menyembelih seekor kambing dan memintanya untuk mengeluarkan salah satu gumpalan daging yang paling baik dari kambing tersebut. Luqman pun mengeluarkan lidah dan hati dari tubuh kambing tersebut. Kemudian, selang beberapa hari, sang majikan menyuruhnya kembali untuk melakukan hal yang sama dan memintanya untuk mengeluarkan gumpalan daging yang paling buruk dari kambing tersebut. Luqman kemudian memberikan lidah dan hati. Dengan penuh keheranan, sang majikan menanyakan alasan Luqman melakukan hal itu. Luqman menjawab, Kedua bagian itu adalah yang paling enak jika ia benar-benar baik. Dia menjadi paling tidak enak atau buruk, jika keduanya itu buruk.”

Lalu pelajaran apa saja yang beliau berikan kepada anaknya? Pertama, persoalan menjaga Tauhid (Surat Lukman ayat 13). Kedua, pentingnya rasa hormat kepada orangtua (Surat Lukman ayat 14). Ketiga, pendidikan moral akhlakul karimah (Surat Lukman ayat 16). Keempat, tatanan hidup (Surat Lukman ayat 17).

Inilah dasar-dasar agama dalam mendidik anak yang harus diaplikasikan oleh setiap orangtua sebelum memberikan berbagai disiplin ilmu lainnya. Mantapkan tauhid, tanamkan rasa hormat kepada orangtua, ajarkan ahklak dan tingkah laku yang baik, kemudian berikan tatanan hidup yang sesuai dengan Islam.

Kalau metode pendidikan Lukmanul Hakim sudah menjadi prioritas orang-orangtua sekarang dalam mendidik anak, insya Allah anak-anak kita nantinya akan tumbuh sebagai remaja yang taat kepada Allah, patuh kepada orangtua, dan jauh dari tingkah laku yang tercela. Insya Allah.

Wallahu ‘alam bisshawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *