Penuh Kontroversi, Ponpes Al-Zaytun Gunakan Salam Yahudi hingga Bolehkan Santrinya Berzina

Jakarta, Rasilnews – Pondok Pesantren (ponpes) Al-Zaytun yang terletak di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat kembali menggemparkan publik.

Lembaga pendidikan Islam itu akhir-akhir ini memang menjadi sorotan karena berbagai kebijakannya yang dinilai kontroversial. Mulai dari mencampur saf perempuan dan laki-laki saat sholat berjamaah, hingga membolehkan santrinya berzina.

Melansir laman resmi MUI, kontroversi di Ponpes Al-Zaytun itu sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Kontroversi ini erat dengan doktrin ajaran, afiliasi kelembagaan, dan konsep keagamaan. 

Beberapa pihak pun menilai bahwa ponpes tersebut sesat dan berbahaya.

Berikut adalah beberapa kontroversi yang terjadi di Ponpes Al-Zaytun hingga mendapat kecaman publik lantaran tidak sejalan dengan ajaran Islam. 

Mencampurkan Jemaah Laki-laki dan Perempuan dalam Satu Saf

Publik sempat dihebohkan dengan sebuah video yang viral di media sosial karena memperlihatkan jemaah sholat Idul Fitri laki-laki dan perempuan digabung.

Selain itu, jemaah juga dibuat berjarak dengan salah satu jemaah perempuan berada di shaf paling depan. 

Dalam unggahan tersebut dikatakan bahwa hal itu adalah kegiatan perayaan Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lil Alamin Al-zaytun Indramayu.

Adzan Nyeleneh

Ponpes Al-Zaytun juga sempat menjadi perbincangan karena sebuah video yang memperlihatkan gaya adzan sholat Jumat yang berbeda dari biasanya.

Video berdurasi kurang dari satu menit itu memperlihatkan seorang muadzin yang memakai jas lengkap dan dasi biru. Dalam setiap lantunan azan yang dikumandangkan, selalu diikuti dengan gerakan tangan yang berbeda dari biasanya.

Tampak juga para santri mengikuti lantunan tersebut dan disertai saf yang berjarak. Muadzin juga menghadap ke arah santri bukan ke kiblat seperti biasanya. 

Perkenalkan Salam Yahudi

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @say.kocak pada Ahad, 7 Mei 2023, tampak pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang mengajak para santri untuk membawakan lagu salam Kristen yang merupakan ucapan salam untuk penganut Yahudi. 

“Saya mengajak saudara-saudara untuk mengucapkan salam yang tidak Assalamualaikum saja, sambil kita bernyanyi, saya kira yang hadir walaupun tidak pandai, tapi bisa bernyanyi. Kita ucapkan kepada sahabat kita ” havenu shalom aleichem”, dalam bentuk bernyanyi. Silahkan berdiri, karena ini satu suro,” ujar Panji Gumilang dalam video itu.

Boleh Berzina, Bayar Rp2 Juta untuk Menebus Dosanya

Ponpes Al-Zaytun baru-baru ini kembali menjadi sorotan publik setelah memperbolehkan santri berzina karena dosanya bisa ditebus dengan uang.

Hal ini diungkap oleh Ken Setiawan, mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII) saat membongkar praktik menyimpang yang dilakukan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, mengutip kanal YouTube Herri Pras, Selasa, 6 Juni 2023.

Ken mengungkap secara gamblang pemahaman yang dianut Ponpes Al-Zaytun yang tidak memperbolehkan santrinya untuk berpacaran dan berzina. Namun, aturan tersebut tak berlaku untuk mereka yang memiliki uang. Karena bisa menebus dosanya dengan menggunakan uang.

“Gak boleh pacaran, gak boleh berzina, kalau gak punya duit. Kalau punya duit, bisa dilakukan. Nanti ada majelis hukumnya bertahkim, kena pasal sekian, kena dosa, (dengan bayar) dua juta dosanya hilang,” kata Ken Setiawan.

Lebih lanjut, dengan dibukanya seluruh fakta yang ia ketahui, Ken berharap Kementerian Agama atau Kemenag dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dapat bersinergi melakukan investigasi.

Sebab, kata dia, pemahaman dan ajaran yang diajarkan di Ponpes Al Zaytun, Indramayu itu telah jauh menyimpang dari ajaran agama Islam.

Minta Pemerintah Indonesia Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang mengungkapkan keinginannya agar Indonesia melakukan hubungan diplomatik dengan Israel.

Menurutnya, pusat perkembangan dunia ada di Israel, sehingga dirinya heran melihat Indonesia tidak mengakui hal tersebut.

Hal ini diungkapnya saat sesi wawancara dengan Suara Tapian, Hotman J Lumban Gaol dan Tentang Tangdalla di YouTube SuaraTapian TV.

Panji Gumilang menyampaikan, dalam Undang-Undang Dasar tidak ada batasan untuk berhubungan dengan negara mana saja.

Dia mengatakan Yerusalem sebagai kota yang diperebutkan. Panji meminta supaya mengikuti ketetapan PBB yang menyebut sebagai kota internasional.

Menanggapai penyimpangan demi penyimpangan yang kini dipertontonkan oleh Ponpes Al-Zaytun, Majelis Ulama Indonesia tengah melakukan kajian.

Kajian yang dipimpin oleh Ketua Bidang Penelitian Utang Ranuwijaya tersebut masih berjalan.

“Majelis Ulama Indonesia telah membentuk tim untuk melakukan kajian terhadap apa yang sudah dilakukan al Zaytun, nanti akan kita umumkan, sebentar lagi,” ungkapnya.

Ketua MUI, Yanuar Yusuf, juga meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil kajian MUI terhadap Ponpes Al Zaytun yang kerap melakukan penyimpangan.***