Sukseskan BSP 2023, AWG Berkolaborasi dengan Media Republika

Jakarta, Rasilnews – Lembaga kemanusiaan yang fokus pada perjuangan Palestina Aqsa Working Group (AWG) akan kembali melaksanakan peringatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) selama sebulan penuh, tepatnya mulai 1 November-30 November 2023.

Sebagai upaya menyukseskan kegiatan tahunan itu, AWG melakukan audiensi ke Kantor Berita Republika di Pejaten Village, Jakarta Selatan, pada Jumat (29/9/2023).

Pada kesempatan itu, Ketua Panitia BSP 2023 Rifa Berliana Arifin menawarkan agar Republika bersedia menyemarakkan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina dengan menggaungkan dan memberitakan seluruh rangkaian acara tersebut ke platform digitalnya.

“Pertama-tama terima kasih kepada rekan-rekan Republika atas kesempatan dan waktunya yang telah menerima kedatangan kami dari Aqsa Working Group. Sejauh ini Republika menjadi salah satu media yang selalu kita sambangi dalam konteks yang berkaitan dengan perjuangan Palestina,” ujarnya.

Sebagai media Islam, Rifa berharap, Republika bisa terus menyemarakkan semua agenda AWG.

Ia mengatakan, sejak awal kegiatan BSP 2021 sampai saat ini, Republika selalu berkontribusi menyebarkan berita tentang kegiatan tersebut.

“Alhamdulillah telah membantu, terimakasih atas support dan dukungannya. Kali ini kami hadir untuk membawa ide terkait kegiatan BSP 2023, ada hal yang barangkali kita perlu diskusikan,” ujarnya.

“Dengan keberadaan Republika saat ini yang beralih ke digital, selain pemberitaan, aktivitas Republika seperti bedah buku, seminar, penayangan film dan lain-lain, itu merupakan hal yang mungkin bisa kita dalami dalam konteks kerjasama terkait rangkaian acara BSP pada November mendatang,” sambung Rifa.

AWG juga menawarkan agar Republika berkenan mengadakan semacam festival Palestina yang bisa mengenalkan budaya Palestina kepada masyarakat Indonesia, mulai dari makanan khas Palestina, sejarah, kesenian, dan sebagainya. Sebagaimana media ini pernah mengadakan Festival Hijriah Republika yang menampilkan wajah Islam Uighur Xinjiang pada Juli 2023.

Dengan keterlibatan Republika ini, Rifa mengatakan, diharapkan BSP 2023 bisa lebih meriah dan menarik perhatian masyarakat Indonesia.

Kabid Humas AWG Angga Aminudin mengatakan, kegiatan BSP 2022 mendapatkan apresiasi dari beberapa negara, termasuk Malaysia.

“Dengan kerja sama ini, kami mengharapkan Republika bisa menjadi salah satu sumber informasi, sekaligus media partner dan media support supaya gelaran BSP 2023 gaungnya lebih meluas lagi ke negara-negara tetangga,” ujarnya.

Selain itu, Ketua Humas BSP 2023 Rana Setiawan menambahkan, bahwa Indonesia melalui AWG adalah satu-satunya lembaga yang berhasil mengadakan kegiatan solidaritas untuk Palestina dalam satu bulan penuh mulai tanggal 1 sampai 30 November nantinya.

Asisten Redaktur Pelaksana Ferry Kisihandi turut menyambut baik adanya audiensi dan ajakan kerjasama ini. Ia mengatakan, pihaknya akan mendukung dan menyemarakkan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina 2023.

“Terkait pemberitaan tidak ada masalah, kita akan bantu kolaborasikan. Terutama isu dalam men-support pembebasan Palestina. Kalau untuk kerjasama event, nanti bisa dibicarakan lebih lanjut dengan tim bagian event terkait teknis, format, dan mekanismenya akan seperti apa,” kata Ferry.

“Mudah-mudahan kerjasama dan kegiatan Bulan Solidaritas Palestina ini bisa berjalan lancar,” harapnya.

Mengutip situs resmi AWG, BSP 2022 mendapatkan respon baik dari masyarakat Palestina. Bahkan Kementerian Pendidikan di Gaza mengeluarkan surat perintah kepada sekolah-sekolah untuk mengibarkan bendera merah putih.

Dari video yang diterima AWG, tampak para siswa di Gaza membawa poster bertuliskan “Terima Kasih Indonesia,” mengibarkan bendera Indonesia dan memutar lagu kebangsaan Indonesia Raya di sekolah.

Jika BSP tahun lalu membawa tema penolakan kehadiran Timnas Israel U-19 di Indonesia, pada BSP 2023, AWG akan fokus menggaungkan penolakan RUU Israel yang akan membagi Masjid Al-Aqsa antara Muslim dan Yahudi.

RUU itu diusulkan oleh anggota partai Likud Amit Halevi, ke Parlemen Israel, Knesset. Padahal secara aturan yang berlaku, umat Islam adalah satu-satunya yang berhak atas Masjid Al-Aqsa.***