Bulan Sya’ban dan Keutamaannya

SYA’BAN merupakan bulan di antaran bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Secara bahasa, Sya’ban berasal dari bahasa Arab yaitu Syi’ab, yang artinya jalan di atas gunung. Islam kemudian memanfaatkan bulan Sya’ban sebagai waktu untuk menemukan banyak jalan, demi mencapai kebaikan dengan memperbanyak amal ibadah.

Dalam bulan Sya’ban terdapat berbagai keutamaan yang menyangkut peningkatan kualitas kehidupan umat Islam, baik sebagai individu maupun dalam lingkup bermasyarakat. Di bulan ini, umat Islam juga dapat mulai mempersiapkan diri menjemput datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Mengenai kaitannya dengan Rajab dan Ramadhan, Ibnu Rajab al-Hanbali dalam kitabnya Lathaa’if al-Ma’aarif menulis, “Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” Abu Bakr al-Wariq al-Balkhi juga berkata dengan membuat analogi, “Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan mendung dan bulan Ramadhan seperti hujan.”

Selain itu, Ibnu Rajab dalam kitabnya tersebut menyampaikan pendapatnya dengan memberikan penjelasan yang gamblang tentang kaitan antara bulan Sya’ban dan Ramadhan, yang artinya; “Sya’ban bagaikan pendahuluan bagi Ramadhan, di dalamnya disyariatkan apa yang disyariatkan di dalam Ramadhan, seperti puasa dan membaca Alquran. Hal itu guna tercapainya kesiapan diri untuk berjumpa dengan Ramadhan. Maka dengan demikian jiwa merasa ridha untuk menaati Ar-Rahman.”

Di antara keutamaan Syaban adalah, bulan ini menurut sejumlah riwayat, meski tergolong lemah, disebut sebagai bulan Nabi Muhammad ﷺ. Menurut As-sayyid Muhammad Alawy al-Maliki al-Hasani, Rasulullah ﷺ menisbatkan Syaban sebagai bulan beliau karena pada bulan inilah turun ayat yang berisi tentang perintah shalawat dan salam kepada Baginda Muhammad ﷺ. Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk belajar tentang kehidupannya yang diberkati. Bersholawat yang lebih banyak kepada-Nya dan untuk mencoba dan menerapkan lebih banyak tindakan sunnah dalam hidup kita.

Sya’ban juga adalah bulan di mana Nabi Muhammad ﷺ biasa berpuasa sunnah paling banyak dan puasa Sya’ban sangat penting bagi umat Islam. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah radhiallahuanha, bahwa Rasulullah ﷺ tidak pernah berpuasa (sunnah) lebih banyak daripada ketika bulan Sya’ban. Periwayatan ini kemudian mendasari kemuliaan bulan Sya’ban di antara bulan Rajab dan Ramadhan.

Oleh karena itu pada bulan ini, umat Islam dianjurkan memperbanyak berdzikir dan meminta ampunan serta pertolongan dari Allah swt. Pada bulan ini, sungguh Allah banyak sekali menurunkan kebaikan-kebaikan berupa syafaat (pertolongan), maghfirah (ampunan), dan itqun min adzabin naar (pembebasan dari siksaan api neraka).

Dari sinilah umat Islam, berusaha memuliakan bulan Sya’ban dengan mengadakan shadaqah dan menjalin silaturahim. Umat Islam di Indonesia biasanya menyambut keistimewaan bulan Sya’ban dengan mempererat silaturahim melalui pengiriman oleh-oleh yang berupa makanan kepada para kerabat, sanak famili, dan kolega kerja mereka. Sehingga terciptalah tradisi saling mengirim parsel di antara umat Islam. Karena, di kalangan umat Islam Indonesia, bulan Sya’ban dinamakan sebagai bulan Ruwah, maka tradisi saling kirim parsel makanan ini dinamakan sebagai Ruwahan. Tradisi ini menyimbolkan persaudaraan dan mempererat ikatan silaturahim kepada sesama Muslim.

Sebagai bulannya Nabi Muhammad ﷺ, setiap Muslim harus menghormati bulan Sya’ban. Rasa syukur terhadap datangnya Sya’ban ini juga dapat dilakukan dengan membantu orang miskin dan anak yatim. Perbuatan itu sangat dicintai nabi Muhammad ﷺ. Karena salah satu amal yang paling mulia di bulan Sya’ban adalah sedekah yang merupakan sarana penyucian diri kita dalam persiapan menyambut Ramadhan. Itu sebabnya Sya’ban adalah waktu yang tepat untuk mempersiapkan diri untuk mencapai perhatian, kesadaran, dan disiplin diri yang ditawarkan Ramadhan.

Sya’ban sering dianggap sebagai bulan terabaikan oleh Sebagian besar umat Islam karena letaknya di antara dua dari empat bulan suci, Rajab dan Ramadhan. Namun, Nabi Muhammad ﷺ menganggapnya sebagai bulan yang istimewa untuk persiapan Ramadhan dan bulan itu memiliki banyak manfaat yang bisa kita peroleh. Ini adalah bulan yang penting untuk mencari pengampunan, menerapkan lebih banyak sunnah dalam hidup kita, meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wallaahu a’lam bisshawaab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *