Ganjar Pranowo Tegaskan Data yang Diungkap dalam Debat Capres Bukan Rahasia Negara

Jakarta, Rasilnews – Gubernur Jawa Tengah dan Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, memberikan klarifikasi terkait data yang diungkapkannya dalam debat Capres Ahad lalu. Ganjar menegaskan bahwa data tersebut bukanlah rahasia negara dan bersumber dari luar negeri, memiliki sifat open source.

Dalam penjelasannya kepada awak media, Ganjar menyatakan bahwa informasi yang dia peroleh terkait indeks pertahanan berasal dari sumber luar negeri dan merupakan data umum. “Data yang kemarin saya sampaikan dalam debat Capres itu adalah data luar negeri yang terkait dengan indeks beberapa indeks dari kita indeks pertahanan itu data umum, bukan data dari dalam negeri,” ungkapnya.

Ganjar mengungkapkan bahwa pertanyaannya kepada Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, berkaitan dengan pertahanan negara. Namun, ia mengaku bingung dengan jawaban Prabowo yang tidak sesuai dengan substansi pertanyaannya.

“Kalo data dari dalam negeri yang saya tanyakan kepada Pak Prabowo hanya satu MIF saja, hanya beberapa persen. Saya bingung, ini koq larinya pada kemana-mana yah?” ujarnya.

Ganjar juga mengungkapkan bahwa ia tidak menemukan data yang dicarinya di Kementerian Pertahanan. Hal ini membuatnya bertanya-tanya apakah Indonesia tidak memiliki buku putih pertahanan, atau apakah informasi tersebut sengaja tidak ditampilkan.

“Dalam debat Capres kemarin, saya ingin mengedukasi rakyat Indonesia bahwa selama ini Indonesia tidak punya buku putih pertahanan, sehingga kita bingung dan mudah berubah-ubah. Buku putih pertahanan ini seluruh dunia pakai, maka kita roadmapnya menjadi tidak jelas, makanya kita berubah-rubah,” tegas Ganjar.

Ganjar Pranowo memberikan contoh terkait kerjasama pembuatan kapal selam Indonesia-Korea yang tiba-tiba terputus. “PT PAL bekerjasama membuat kapal selam dengan Korea, mau dilanjut tiba-tiba putus, akhirnya kita lama sekali,” tambahnya.

Para ahli di tiga matra (kelautan, udara, dan darat) menyayangkan batalnya kerjasama tersebut, dan menurut mereka, alat-alat tersebut butuh waktu 3-3,5 tahun untuk diimplementasikan. Ganjar berharap ada jawaban singkat dan tegas dari Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

“Dengan debat Capres 2024, Ahad lalu, Ganjar berharap kedepannya Indonesia bisa memiliki buku putih agar setiap warga negara siap dalam menghadapi segala ancaman yang mengintai NKRI,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *