Jakarta, Rasilnews – Relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Fikri Rofiul Haq kembali merayakan Hari Raya Idul Fitri di Jalur Gaza. Tahun ini, menjadi kali keempatnya menjalani Lebaran di wilayah yang diblokade oleh Israel itu.
“Awal Februari 2020 saya berangkat ke Jalur Gaza dan sudah empat tahun tidak pulang, sekarang sedang berjalan lima tahun. Jadi totalnya sudah empat kali belum berlebaran lagi di Indonesia,” kata Fikri dalam acara Indonesia Berlebaran di TVOne, pantauan Rasilnews di Jakarta, Sabtu (13/4).
Empat tahun berada di Gaza tentu membuatnya rindu dengan keluarga, terutama saat Hari Raya Idul Fitri yang mana ini menjadi momen untuk bercengkrama dengan keluarga tercinta. Meski demikian, Fikri mengaku belum ada rencana pulang ke Indonesia karena masih banyak tugas kemanusiaan yang harus ia jalankan di Gaza.
“Sejauh ini saya belum mempunyai rencana untuk kembali ke Indonesia karena memang kami masih ingin terus membantu saudara-saudara kita yang ada di Jalur Gaza. Kita tahu bahwa masyarakat Jalur Gaza sangat membutuhkan bantuan dari masyarakat dunia termasuk Indonesia,” kata Fikri.
“Kami berharap semoga perang ini cepat berakhir sehingga kita bisa merenovasi Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza Utara dan merenovasi Wisma Dokter Jose Rizal atau Wisma Indonesia, tempat relawan MER-C tinggal sehingga nanti ketika semua sudah berhasil direnovasi mungkin baru ada rencana pulang atau ketika perang ini sudah berakhir baru ada rencana pulang ke Indonesia,” jelasnya.
Alumni Pondok Pesantren Muhammad Danu Fatahillah Ciamis yang hafal 30 Juz Al-Quran itu lalu memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia agar terus mendoakan warga Palestina dan senantiasa membantu mereka dengan materi maupun dengan cara menyebarluaskan berita-berita tentang Palestina.
“Karena bantuan apa pun itu sangat berarti sekali bagi warga Palestina di Jalur Gaza,” ucap Fikri.
Terkhusus untuk sang Ibu, Fikri pun mengungkapkan pesan mendalam. Ia mengatakan akan kembali dan berkumpul bersama keluarga jika memang sudah waktunya.
“Khusus untuk Ummi (panggilan Fikri kepada ibunya), semoga diberi kesabaran dan ketabahan. Insya Allah jika memang sudah waktunya saya pulang, maka saya akan pulang ke Indonesia dan berkumpul kembali bersama keluarga yang saya cintai, insya Allah,” tuturnya.
Dalam siaran Indonesia Berlebaran itu, ibunda dan tiga adik Fikri hadir di studio TVOne dan terhubung melalui zoom dengan Fikri di Gaza.
“Aku berada di sini tentunya karena pertolongan Allah dan doa dari keluarga, khususnya dari Ummi. Semoga Ummi dan adik-adik diberi kesehatan oleh Allah SWT, kelancaran rezekinya, dan umur yang panjang sehingga nanti ketika aku pulang ke Indonesia bisa berkumpul bersama keluarga tercinta. Semoga Rizky, Nisa, dan Al-Haq (tiga adik Fikri) sekolahnya fokus supaya sukses dunia dan akhirat,” pesan Fikri.
Ibunda Fikri, Huzaimah menyampaikan, tepat di Hari Raya Idul Fitri 2024, putra sulungnya ini berulang tahun ke 25, Rabu (10/4).
“Kebetulan ini juga hari ulang tahun Kakak (sapaan untuk Fikri), semoga Kakak tambah sabar. Ummi bangga Kakak bisa berjuang. Mudah-mudahan Kakak bisa menabur kebaikan sehingga membawa keberkahan untuk kita semua,” tutur Huzaimah sembari menahan air matanya.
“Semoga Kakak semakin dewasa, semoga semakin banyak mendapat kebaikan dari apa yang sekarang Kakak perbuat. Ummi hanya bisa berdoa, selama kita berada di jalan yang baik insya Allah, Allah akan menjaga kita semua. Tetap semangat Kakak, jaga kesehatan dan ketaatan kepada Allah,” tambahnya.
Huzaimah kemudian bertanya kepada Fikri, apakah ada makanan Indonesia yang ia nikmati saat hari raya ini. Pasalnya, Huzaimah bercerita, putranya itu sempat mengatakan bahwa ia merindukan makanan khas Indonesia.
“Setelah siaran ini, aku akan bergabung dengan Tim Medis MER-C yang tinggal di Rafah. Alhamdulillah tahun ini cukup berbeda karena Tim Medis ini tidak hanya membawa obat-obatan dan tenaga kesehatan mereka tapi juga membawa makanan-makanan Indonesia sehingga kita bisa merasakan kembali makanan Indonesia,” jawab Fikri.
“Makanan ini pun kita bagikan kepada pengungsi di Jalur Gaza. Walaupun sederhana tapi mereka sangat senang sekali karena barang-barang di pasar yang ada di Jalur Gaza ini harganya sudah sangat melambung tinggi,” lanjutnya.
Fikri pun mengaku sangat merindukan masakan ibundanya terutama Sayur Pare.
“Semua masakan Ummi sangat enak dan yang paling saya kangenin itu Sayur Pare karena Pare tidak ada di Gaza,” katanya.
Saat ditanya tentang bagaimana sang Ibu bisa mengizinkan anaknya pergi ke “Zona Bahaya” di Palestina, Huzaimah menjawab bahwa ia sangat merindukan Fikri namun melihat kondisi warga Gaza membuatnya ikhlas melepaskan putranya berjuang di sana, membantu saudara-saudara di Palestina.
“Sebenarnya ini ada dua mata sisi. Satu sisi saya kangen sekali dengan Fikri. Di sisi lain, kalau sudah liat kondisi Gaza, saya ikhlas. Penderitaan orang-orang di Gaza tidak bisa digambarkan lagi dengan kata-kata. Melihat itu, saya timbul semangat, tidak apa-apa saya berpisah sementara, mudah-mudahan bisa bertemu lagi,” kata Huzaimah.
“Kakak pernah ngomong, ‘Ummi udah Ummi jangan terlalu berharap. kalau kita tidak ketemu di dunia, insya Allah kita ketemu di surga.’ Karena pada saat itu situasi genting sekali. Tapi saya tetap support, luruskan niat insya Allah kalau kita berbuat baik , maka kebaikan akan kembali ke kita. Itu yang membuat saya semangat dan tetap mengizinkan anak saya. Saya selalu ingatkan untuk jaga kesehatan,” ujarnya dengan suara parau. Air matanya mengalir.
Sebelumnya, Fikri menggambarkan situasi di Gaza saat Hari Raya Idul Fitri 1445H. Masyarakat Gaza terpaksa menghadapi hari raya ini dengan penuh kedukaan.
“Kondisi di Gaza belum cukup membaik karena memang serangan-serangan Israel masih terus dilancarkan ke berbagai wilayah yang ada di Jalur Gaza padahal sudah memasuki Hari Raya Idul Fitri tapi Israel belum juga menghentikan serangannya sehingga banyak korban jiwa yang meninggal dan terluka,” ungkapnya.
“Mereka menyambut hari raya ini dengan penuh kesederhanaan dan juga kesedihan karena rumah mereka banyak yang sudah hancur, anggota mereka banyak yang meninggal,” sambung Fikri.
Puluhan ribu warga Palestina di Gaza tidak bisa merayakan momen Lebaran lantaran tetap digempur oleh pasukan Israel. Miris memang karena momen Lebaran seharusnya disambut dengan sukacita, bukan duka.
Sejumlah 14 warga Palestina di kamp Nuseirat tewas akibat serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel pada Selasa (9/4/2024) waktu setempat.
Hari Raya Idul Fitri dibalut dengan duka bagi warga Palestina yang selamat. CNBC melaporkan masyarakat di Gaza berbondong-bondong mengunjungi kuburan kerabat dan keluarga mereka di Hari Raya Idul Fitri.
Mereka datang ke pemakaman untuk mengenang masa-masa indah ketika masih bisa berkumpul, sebelum Israel merusak kebahagiaan dan kehidupan mereka dalam perang intensif selama 6 bulan, sejak Oktober 2023
Pasukan Israel masih terus membombardir Gaza, meski dalam perayaan Idul Fitri. Serangan udara yang dilancarkan pada Rabu (10/4) waktu setempat turut menewaskan tiga anak pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.
Beberapa cucunya juga menjadi korban dalam serangan pasukan Israel tepat pada Hari Raya Idul Fitri. Dalam keterangannya, Haniyeh mengatakan anak-cucunya sedang mengunjungi saudara dan kerabat di kamp pengungsian Al-Shati di sebelah utara Gaza, dikutip dari Aljazeera, Kamis (11/4).***