Presidium MER-C: Boikot Produk Terafiliasi Israel Bagian dari Diplomasi Kemanusiaan

Jakarta, Rasilnews – Presidium MER-C dr. Henry Hidayatullah mengatakan, pemboikotan terhadap produk-produk yang terafiliasai dengan Zionis Israel merupakan bagian dari diplomasi kemanusiaan untuk Palestina.

Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara dalam acara Milad Indonesia Halal Watch ke-11 dan Launcing Pemaparan Hasil Survei Pengetahuan, Sikap dan Efektivitas Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 83 Tahun 2023 Tentang Boikot Produk Terafiliasi Israel terhadap Masyarakat Indonesia, Selasa (23/1) di Jakarta.

“Boikot produk menjadi bagian dari diplomasi kemanusiaan, karena kita harapkan dengan boikot produk ini kemudian terjadi kerugian, sehingga suplai-suplai senjata menurun dan paling tidak agresi berhenti,” ujar dr. Henry.

Ia mengatakan, MER-C sendiri telah melakukan upaya diplomasi kemanusiaan ini dengan mendirikan Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, dari bantuan masyarakat Indonesia.

“Rumah Sakit ini kita dirikan dan menjadi Rumah Sakit Indonesia, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia bersama rakyat Palestina, dengan harapan Palestina akan Merdeka. Ini adalah diplomasi kemanusiaan,” ungkapnya.

Rumah Sakit Indonesia yang resmi diserahkan untuk rakyat Palestina pada Januari 2016 ini mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel pada Oktober lalu. Namun MER-C berkomitmen akan segera melakukan perbaikan saat situasinya memungkinkan.

Lebih lanjut, dr. Henry mengatakan masyarakat masih membutuhkan adanya aturan turunan dari fatwa MUI terkait pemboikotan terhadap produk terafiliasi Israel, yaitu membuat daftar produk-produk tersebut. karena saat ini masyarakat mengidentifikasi sendiri produk yang diboikot termasuk MER-C.

Namun menurutnya, fatwa ini telah membawa dampak positif dengan lahirnya kesadaran umat secara lebih luas untuk membeli produk alternatif dan menciptakan potensi untuk memproduksi produk seperti produk yang diboikot.

dr. Henry juga menyerukan konsistensi untuk terus menggaungkan aksi boikot ini, karena selama ini boikot masih bersifat temporer. Ini tidak hanya konsistensi MUI tapi konsistensi masyarakat secara umum. Ia juga meminta Langkah serupa dari pemerintah.

“Seluruh dunia sudah berteriak tapi Israel tidak bergeming, masih terus melancarkan agresinya. Oleh sebab itu, maka sepanjang hayat pula kita harus mendedikasikan diri untuk Palestina, sebagaimana Bung Karno (Presiden Pertama Indonesia) menyatakan, selagi rakyat Palestina belum Merdeka, maka rakyat Indonesia bersama rakyat Palestina,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *