Tony Rosyid: Masyarakat yang Waras Pasti Menolak LGBT
Cibubur, Rasilnews – Pengamat Politik, Tony Rosyid turut menyoroti tayangan podcast Deddy Corbuzier bersama pasangan gay yang ramai diperbincangkan. Tony menilai, masyarakat yang waras tentu akan menolak perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender (LGBT) karena bertentangan dengan nurani manusia.
Tony menerangkan, dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek psikologis, fisik, hingga biologis, perilaku menyimpang seperti LGBT tidak sesuai dengan kodrat manusia yang diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi.
“Laki-laki kuat di logika, sedangkan perempuan kuat di perasaannya, ini alami sehingga perempuan dan laki-laki saling melengkapi. Secara psikologis, perempuan perasa dan pria logis. Secara fisik, laki-laki mencari nafkah, perempuan cenderung dinafkahi. Secara biologis, pria mempunyai sperma untuk bisa membuahi wanita,” jelasnya.
Apabila kodrat manusia itu dilawan berarti mereka sedang melawan sesuatu yang alami. Sehingga sangat normal jika masyarakat yang memang waras tentu menolak LGBT.
“Jadi dari aspek manapun, laki-laki dan perempuan saling melengkapi dan itulah kodrat yang alamiah. Ketika itu dilawan berarti melawan sesuatu yang natural. Maka secara normal, masyarakat yang waras akan menolak LGBT,” sambungnya.
Lebih jauh, ia mengatakan, masyarakat menolak dengan keras karena memang LGBT adalah perilaku abnormal dan bertentangan dengan nurani manusia.
Menurut Tony, ada semacam gerakan terselubung oleh mereka yang memiliki hasrat sesama jenis. Para pelaku LGBT merasa bahwa apa yang mereka jalani adalah sebuah kebenaran sehingga mereka konsisten memperjuangkan bahkan mengampanyekan.
Selain itu, Tony menjelaskan, sejarah dapat terus berjalan karena ada proses evolusi pada manusia. Proses evolusi dapat terjadi ketika manusia beranak-pinak, orang-orang menikah kemudian melahirkan generasi-generasi mendatang, inilah cara merawat sejarah.
Dengan kata lain, perilaku menyimpang seperti LGBT berdampak buruk bahkan bisa menghentikan laju sejarah.
“Maka ketika laki-laki menikah dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan maka tidak produktif dan akhirnya sejarah akan berhenti. Inikan pelajaran elementer, dasar banget,” jelasnya.
Di Indonesia, sambung Tony, LGBT bertentangan dengan sila pertama pancasila, “Ketuhanan yang Maha Esa.” Pasalnya semua agama di Indonesia menolak LGBT, oleh karena itu dalam Undang-Undang tidak ada perkawinan sesama jenis.