Ustaz Kainama : Pandangan Islam Terhadap Natal dan Batasan Toleransi

Cibubur,Rasilnews – Toleransi beragama merupakan nilai saling menghargai antar-umat beragama, di mana setiap warga negara dihimbau untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Namun, terkadang konsep toleransi bisa salah kaprah, terutama dalam konteks perayaan hari raya umat agama lain.

Mari kita kembali memahami dengan benar konsep toleransi, karena seringkali terjadi “kebablasan” dalam menginterpretasikannya, seperti ikut merayakan tahun baru, mengucapkan selamat natal, dan sebagainya,” ujar ust Kainama dalam program Mualaf Talk di Radio Silaturahim, Rabu (03/01/24).

Natal, sebagai hari raya umat Kristiani, dirayakan untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus atau Isa Al Masih. Namun, penting untuk memahami makna sebenarnya dari perayaan ini.

“Tidak ada kepastian tanggal untuk natal, para pendeta gereja sepakat Yesus lahir di tanggal 21 April,” ujar Kainama.

Bahkan dalam Bible, tidak ada penjelasan yang nyata tentang tanggal kelahiran Isa Al Masih. Hanya dijelaskan waktu kurma matang di Arab, sekitar bulan April. “Jadi, perlu dicermati bahwa perayaan natal tidak secara pasti merayakan kelahiran Yesus Kristus,” ujarnya.

Lantas, bagaimana seharusnya toleransi beragama yang benar diterapkan?

“Toleransi beragama yang benar adalah dengan tidak mengganggu ibadah mereka yang sedang menjalankannya. Kita dapat menghormati kegiatan peribadahan mereka dan memberikan salam atau hadiah tanpa mengucapkan selamat natal,” tandas ust kainama.

Sebab, mengucapkan selamat natal dapat dianggap sebagai dukungan terhadap perayaan kelahiran Yesus Kristus, yang bertentangan dengan ajaran Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *