Andika Perkasa: Pesawat Bekas Itu Sudah Tidak Diproduksi Lagi, Sparepartnya Sulit Didapat

Jakarta, Rasilnews – Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Andika Perkasa mengkritik rencana pembelian pesawat Mirage 2000-5 ex Angkatan Udara Qatar. Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, memahami jika alasan pembelian pesawat bekas ini untuk mensuplai kebutuhan di saat pesawat baru yang sebenarnya belum tiba sehingga digunakan selama menunggu. Namun demikian, kata Andika, masalah akan muncul apabila pesawat baru yang nanti dibeli pemerintah tidak compatible atau berbeda versi dengan Mirage 2000-5.

“Karena kalau berbeda dengan versi Mirage 2000-5 maka akan terjadi pelambatan adaptasi para pilot maupun teknisi yang melayani servis ini dalam memastikan operasional pesawat yang baru nanti siap, karena belum terbiasa jadi dari nol lagi,” paparnya.

Andika menegaskan bahwa dirinya pernah hadir di Paris untuk menerima bintang tanda jasa dari Prancis, kemudian berbincang dengan otoritas Prancis pembuat pesawat Mirage. 

Prancis sebagai pembuat Mirage, tambah Andika, menyatakan sudah tidak membuat Mirage 2000-5. Dengan tidak membuat lagi pesawat tersebut, maka akan sulit mendapat spare part untuk keperluan perawatan pesawat.

“Jadi servis pasti rutin akan dilakukan. Jadi tidak mudah karena pembuatnya sudah tidak membuat, akibatnya kita cari spare part-nya untuk servis melalui black market atau negara-negara memang memiliki Mirage, dan harganya pasti lebih mahal. Negara pemilik Mirage juga belum tentu punya spare part lebih. Ini akan menyulitkan karena kita tak selalu mendapat spare part tepat pada waktunya, dan ini menyebabkan kita akan terbebani dalam hal anggaran, khususnya dalam hal pemeliharaan, karena itu yang disampaikan Prancis sendiri,” tegasnya.

Bongkar-bongkar alutsita bekas di arena debat membuat Prabowo meradang. Ia menyatakan keberatan atas apa yang dbongkar Anies. Prabowo bersedia duduk bareng untuk membicarakan semuanya, termasuk soal food estate maupun PT Teknologi Militer Indonesia.

“Jadi di mana masalahnya. Saudara bicara etik-etik. Saya tuh keberatan karena saya menilai, maaf ya, karena Anda desak saya, saya terus terang saja, Anda tidak pantas bicara soal etik. Itu saja,” kata dia.

Prabowo menilai Anies sebagai sosok yang menyesatkan. Sebab, kata dia, Anies sendiri tidak memberi contoh yang baik terkait etika. “Saya merasa bahwa Anda itu posturing, Anda itu menyesatkan. Itu saja. Saya boleh berpendapat kan? Saya menilai Anda tidak berhak berbicara soal etik, karena Anda memberi contoh yang tidak baik soal etik,” ucap Prabowo.

Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Prabowo tidak bisa memanfaatkan situasi debat itu dengan cara santai. Padahal, pihak Anies dan Ganjar dari awal sudah siap-siap untuk mengeksploitasi sisi negatif dari panggung kampanye, terutama pada kepribadian Prabowo yang cepat emosi. Karena itu, dari awal kita sudah prediksi bahwa Anies akan mengulangi lagi,” ujar Rocky Gerung di kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Senin (8/1).

Tetapi, lanjut Rocky, harusnya ada tim dari Prabowo yang menduga kuat, mengukur dengan cara yang masuk akal, bahwa Prabowo akan dilemahkan dalam soal penampilan virtualnya di publik, bukan pada soal esensi pertahanan. Karena, bagaimanapun, apa pun yang dikritik orang pada Prabowo, Prabowo sudah menjalankan itu. Harusnya dia pertanggungjawabkan dengan membela diri, bukan dengan menyerang balik, karena ini cuma taktik debat.

“Jadi, Anies dan Ganjar kira-kira bersepakat untuk mengeksploitasi watak Prabowo, bukan tentang kebijakannya. Soal kebijakan cuma ditempelkan untuk memperlihatkan Prabowo pasti ngamuk dan ngamuk ini yang pasti ditunggu publik,” ujar Rocky.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *