Cibubur, Rasilnews – Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017 – 2022, Anies Rasyid Baswedan, menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak sosok pemberani—yakni mereka yang tidak takut kehilangan jabatan saat memperjuangkan kebenaran.
“Kalau saya ditanya siapa orang berani itu? Orang berani adalah yang tidak takut kehilangan jabatan,” ujar Anies dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan di kanal YouTube Madilog, baru-baru ini.
Pernyataan ini muncul ketika Anies diminta menanggapi dugaan kriminalisasi terhadap ekonom senior, Thomas “Tom” Lembong, yang sebelumnya disebut menjadi target serangan politik. Menurut Anies, proses semacam itu bukan hal baru, bahkan ia sendiri pernah mengalaminya ketika menjabat sebagai gubernur dan tengah menginisiasi program Formula E.
“Sampai dilakukan gelar perkara 19 kali. Coba dicek, rata-rata biasanya hanya dua atau tiga kali,” ungkapnya.
Anies menjelaskan bahwa laporan terhadap dirinya dalam kasus Formula E hanya berdasarkan pengaduan masyarakat (DUMAS), yang notabene memiliki bobot paling rendah dibanding laporan investigasi resmi atau hasil audit lembaga negara seperti BPK dan Inspektorat. Namun, laporan tersebut mendapat perhatian luar biasa.
“Padahal Inspektorat tidak ada temuan, BPK juga tidak ada masalah, dan tidak ada investigasi resmi. Tapi karena ada yang ingin menjadikan saya pelaku, maka dicari-cari dulu ‘kaca pecah’-nya,” katanya sambil mengibaratkan kriminalisasi sebagai upaya membalik logika hukum.
Dalam pandangannya, upaya menjadikan seseorang sebagai tersangka terlebih dahulu, baru kemudian mencari kesalahan, merupakan bentuk penyalahgunaan kekuasaan. Ia menyebut hal ini sebagai “kriminalisasi”, dan menyatakan bahwa dirinya mungkin merupakan sosok pertama yang “dicoba di-Tom Lembong-kan.”
Meski demikian, Anies mengaku bersyukur karena masih ada aparat penegak hukum yang bekerja secara profesional dan menjaga integritas. Ia bahkan menyampaikan rasa hormat kepada sejumlah orang di internal lembaga penegak hukum yang tetap berdiri pada prinsip.
“Kalau semuanya takut kehilangan jabatan, maka republik ini akan runtuh,” ucapnya.
Anies juga mengingatkan bahwa demokrasi memiliki masa, dan setiap kekuasaan pasti ada akhirnya. Ia mengajak semua pihak untuk tidak tinggal diam jika menyaksikan penyalahgunaan wewenang, karena hal serupa bisa menimpa siapa saja.
“It can happen to you. It can happen to anyone. Let’s fix it.”