Jakarta, Rasilnews – Senin, 15 April 2024, AWG memberangkatkan dua orang yaitu Jafar Shidqi Al Mubarok dan Rijal Abdul Latif dari Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta menuju Istanbul, Turkiye untuk bergabung dengan peserta FFC lainnya.
Sebelumnya, Ketua Presidium AWG, Nur Ikhwan Abadi sudah lebih dulu tiba di sana pada 11 April lalu. Keberangkatan Nur Ikhwan berbarengan dengan Nurhadis (wartawan Kantor Berita MINA) dan Desi Fitriani (wartawan senior Metro TV).
FFC akan berlayar pada pertengahan April dengan beberapa kapal, membawa 5.500 ton bantuan kemanusiaan dan ratusan aktivis hak asasi manusia internasional untuk menentang blokade ilegal zionis Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Ini adalah misi darurat karena situasi di Gaza sangat buruk, dengan kelaparan terjadi di bagian utara Gaza, dan bencana kelaparan terjadi di seluruh Jalur Gaza sebagai akibat dari kebijakan yang disengaja oleh penjajah Israel untuk membuat rakyat Palestina kelaparan.
Aksi serupa pernah diikuti Nur Ikhwan pada 2010 menggunakan kapal Mavi Marmara. Ia menjadi salah satu aktivis yang selamat dalam aksi tersebut, sementara 16 rekannya syahid akibat serangan tentara Israel, menurut laporan lembaga kemanusiaan Turkiye, Insani Yardim Fakvi (IHH).
FCC pada 2024 ini akan diikuti oleh aktivis, wartawan, dan influencer dari 12 negara, termasuk Indonesia.
“Misi FFC ini misi besar, ada 12 negara melakukan koalisi untuk bergabung dalam misi ini yaitu menembus Jalur Gaza melalui laut. Misi ini diikuti setidaknya 1000 aktivis dari berbagai negara dan Indonesia mendapat kuota 10 orang, AWG menjadi salah satu aktivis dari Indonesia itu. AWG saat mengikuti misi ini juga akan menyerahkan bantuan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Gaza secara langsung,” kata Nur Ikhwan.
Selain menyerahkan bantuan dari rakyat Indonesia, misi ini pun menjadi langkah assessment awal dalam proses pembangunan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Indonesia di Gaza yang diinisiasi oleh Maemuna Center (Mae-C). Mae-C merupakan sayap keperempuanan dari AWG yang berfokus pada isu perempuan dan anak Palestina.
Maka dari itu, kami mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia agar aksi kemanusiaan ini dapat berjalan lancar dan berhasil menembus Gaza, serta seluruh peserta FFC dapat kembali ke negara masing-masing dalam keadaan selamat. Aamiin yaa rabbal alamiin.
Freedom Flotilla Coalition (FFC) dibentuk setelah misi Freedom Flotilla 2010, di mana pasukan Israel membunuh lebih dari 10 warga sipil Turkiye, dan melukai 30 lainnya saat menyerang kapal armada di perairan internasional.
Koalisi ini menyatukan organisasi-organisasi yang berupaya mengakhiri blokade Israel di Gaza dari negara-negara di seluruh dunia, termasuk Turkiye, Kanada, Amerika Serikat, Spanyol, Afrika Selatan, dan lainnya.