Carut Marut Negara Muslim, Nuim Khaiyath: Karena Tidak Berkiblat pada Islam

Carut Marut Negara Muslim, Nuim Khaiyath: Karena Tidak Berkiblat pada Islam

Cibubur, Rasilnews – Penyiar Senior, Nuim Khaiyath buka suara terkait kegaduhan yang terjadi di beberapa negara muslim, salah satunya konflik dan krisis kemanusiaan di Yaman. Menurutnya, hal tersebut tidak akan terjadi apabila negara muslim benar-benar berkiblat pada Islam.

“Kalau berkiblat pada Islam, maka tidak akan seperti ini. Islam itu melarang tindakan sembarangan yang menjadikan orang-orang tidak berdosa menjadi mangsa. Kejadian di Yaman itu kan menyalahi dari apa yang diajarkan oleh Islam. Mereka tidak mengutamakan Islam, mereka mengutamakan politik. Namun karena yang terlibat di dalamnya muslim maka yang disalahkan Islam,” kata Nuim dalam siaran Topik Berita Radio Silaturahmi AM 720Khz, edisi Senin (14/2).

Ia mengambil contoh dari kisah Khalifah Abu Bakar radhiallahu anhu, ketika bala tentara muslim berangkat untuk menyerang Bizantium, Abu Bakar mengingatkan untuk tidak menyerang anak-anak, perempuan, dan orang tua, melarang menganggu orang yang sedang beribadah apapun agamanya, dan melarang pasukan muslim untuk tidak meracuni sumber air minum, karena khawatirnya akan ada orang yang tak bersalah meminum air tersebut.

Kisah di atas, kata Nuim merupakan ajaran Islam yang dipraktekkan langsung oleh Sayyidina Abu Bakar, sehingga jika negara-negara muslim berpedoman pada Al Quran dan Sunnah maka peperangan seperti di Yaman tidak akan terjadi.

“Islam dalam Al Quran memang memperbolehkan perang dalam kondisi tertentu, tapi jangan berlebihan, kalau mereka berhenti kita juga berhenti,” ucap Nuim.

Dalam siaran yang dipandu oleh Direktur Rasil Ichsan Thalib itu, Nuim juga memberikan contoh lain sebagai gambaran bahwa Islam adalah ajaran yang damai, tidak menyakiti makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan.

“Rasulullah juga mengajarkan, ketika ia bertemu orang yang hendak menandai keledainya pakai besi panas di mukanya, tapi Rasul menyuruh orang itu untuk menandai di punggung keledai saja, karena punggung banyak dagingnya sehingga tidak menyakitinya keledai, sedangkan di area muka itu sangat sensitif. Kemudian ini ditiru di dalam film-film koboy, itu mereka menandai hewannya di punggung. Ini adalah ajaran Islam,” jelas Nuim.

Bahkan, lanjutnya seseorang yang memberikan minum kepada seekor anjing yang kehausan saja dapat membuat dirinya diampuni oleh Allah.

Kisah-kisah tersebut, menurut Nuim adalah bukti bahwa Islam melarang umatnya menyakiti makhluk hidup. Sehingga jika semua negara muslim berkiblat pada Islam, maka tidak akan ada konflik berkepanjangan seperti di Yaman saat ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *