Dubes Palestina: Kecaman Tidak Cukup, Butuh Gerakan Nyata untuk Lawan Israel

Dubes Palestina: Kecaman Tidak Cukup, Butuh Gerakan Nyata untuk Lawan Israel

Jakarta, Rasilnews – Duta Besar (Dubes) Palestina di Indonesia, Zuhair Al Shun mengatakan, untuk melawan Zionis Israel tidak cukup hanya sekadar mengecam, namun dibutuhkan gerakan nyata untuk membuat mereka tunduk terhadap resolusi internasional.

“Saudara-saudaraku, kecaman yang diarahkan kepada Israel itu tidak cukup, harus ada gerakan yang nyata agar mereka dapat tunduk pada resolusi internasional,” ujar Zuhair kepada wartawan dalam konferensi pers terkait Peringatan Nakba di Kedutaan Besar (Kedubes) Palestina, Jakarta, Jumat (13/5).

Dubes Zuhair menyebut masyarakat Palestina telah hidup 74 tahun di dalam kekerasan yang disebut sebagai Nakba

“Ini menyedihkan bagi kami oleh apa yang dilakukan Inggris, Zionis, dan Amerika memberikan tanah yang merupakan tanah milik kami,” ungkapnya.

Dubes Palestina menekankan bahwa semua yang ada di Palestina dari sungai hingga laut adalah milik rakyat Palestina.

Zuhair melanjutkan, Israel selalu melakukan konfrontasi sehingga membuat rakyat Palestina harus mengungsi di luar dari tanah mereka. Meski demikian, Palestina masih terus berharap rakyatnya dapat kembali ke tanah air mereka.

“Kami rakyat Palestina masih memiliki harapan untuk dapat kembali ke Palestina,” ujarnya.

Dilansir dari keterangan pers yang diterima Rasilnews, setiap tahun pada tanggal 15 Mei, orang-orang Palestina memperingati Nakba, bencana yang terus berlanjut sejak tahun 1948. Nakba adalah akar penyebab dari apa yang terjadi di Palestina hingga saat ini.

Nakba mengacu pada pengusiran massal dan pembersihan etnis dari orang-orang, kota, dan desa di Palestina di tangan kelompok pemukim Yahudi ekstremis.  Penduduk Palestina yang dipindahkan secara paksa dan tidak pernah diizinkan untuk kembali.  Nakba bukanlah peristiwa masa lalu, itu sedang berlangsung.  Bagi Israel, mengambil alih 78% wilayah bersejarah Palestina dengan kekerasan tidaklah cukup.  Pencurian tanah, pengusiran dan penindasan tidak pernah berhenti sampai sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *