OIC Youth Bantah Dukungan Uighur kepada Israel dalam Perang di Palestina: Itu Tidak Benar

Jakarta, Rasilnews – Presiden OIC Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita membantah isu tentang dukungan Uighur kepada Israel dalam konflik di Palestina.

“Dukungan tersebut hanya berasal dari oknum yang mengatasnamakan rakyat Uighur,” ujarnya kepada Rasilnews, usai Press Conference & Dialogue On Plight Of Uyghur and Current Updates di Jakarta, Selasa (19/12).

Astrid menegaskan bahwa Muslim Uighur akan terus bersama dengan orang-orang yang tertindas.

“Pernyataan ini sejalan dengan perwakilan Uighur di Indonesia, seperti yang disampaikan oleh Mr Abdul Hakim Idris,” sambungnya.

Astrid menambahkan bahwa dukungan Indonesia terhadap rakyat Palestina tetap kuat, sejalan dengan tekad melawan penjajahan Israel.

Lebih lanjut, ia menyoroti pelanggaran HAM di Uighur yang dilakukan oleh China, merujuk pada laporan PBB yang dapat diakses.

Astrid mengatakan, bahwa keluarga Mr Abdul Hakim Idris masih ditahan oleh pemerintah China. Ia menggambarkan pengalaman Abdul Hakim, di mana keluarganya berada di kamp konsentrasi dan kehilangan kontak langsung, serupa dengan banyak penyintas lainnya.

Sebelumnya beredar kabar bahwa, ada komunitas Muslim Uighur yang bermarkas di Amerika memberikan protes dan mengecam pejuang Palestina, HAMAS dan mendukung sikap Israel atas tindakan yang tidak berperikemanusiaan. 

Dukungan komunitas Muslim Uighur terhadap Israel, dinilai oleh dosen Hubungan Internasional, FISIP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi terkait dengan proxy war-nya Amerika Serikat.

Selama ini, kata Robi, komunitas Uighur yang sedang memperjuangkan kemerdekaan di China dibantu oleh pemerintah Amerika. Robi mengatakan bahwa sikap Amerika dalam konflik Israel-Palestina mendukung Israel. 

“Oleh karena itu, kantor pusatnya berada di Amerika, termasuk kampanye Uyghur di banyak negara, itu dibiayai oleh Amerika,” jelas Robi sebagaimana diungkapkan dalam Podcast Rumah Moderasi, Selasa (5/12).

Meskipun begitu, kata Robi, bahwa agresi Israel ke Palestina sejak Oktober lalu, bukan hanya terkait politik tetapi juga persoalan kemanusiaan yang tidak bisa lagi menggunakan instrumen apapun kecuali atas dasar kemanusiaan.

“Israel sudah keterlaluan karena juga menyasar pemboman pada rumah sakit dan anak-anak kecil. Jadi aneh saja kalau ada komunitas muslim seperti Uighur dukung Israel, di mana ras kemanusiaannya?” ujar Robi.