Indonesia memiliki Modal Besar dari Tuhan
Saat ini Indonesia berada di tengah-tengah masalah yang sangat serius. Negeri besar yang sangat kaya ini, justru berada kondisi yang sedang terpuruk. Indonesia termasuk negara terburuk ketiga di dunia dalam hal ketimpangan kaya dan miskin. Jurang pemisah ini, semakin hari semakin lebar dan dalam. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, Ms.I, Guru Besar Ilmu Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor menerangkan hal ini dalam pertemuan dengan civitas akademika Politeknik Ahli Usaha Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (22/2).
Dalam kuliah umum tersebut, Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan salah satu indikator jurang yang sangat dalam antara kaya dan miskin. “Bagaimana tidak, satu persen kelompok masyarakat menguasai lebih dari 50 persen kekayaan negara,” katanya kepada peserta kuliah umum di Auditorium Madidahang Politenik AUP, Jakarta. Sebenarnya, sebelum pandemi Indonesia sempat masuk menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi menengah ke atas. Tapi pada Juli 2021, status Indonesia kembali turun sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi mengengah bawah. Sebetulnya, padnemi tidak boleh menjadi excuse atau alasan sebagai penyebab turunnya tingkat kesejahteraan Indoensia, sebab yang mengalami pandemi tidak saja Indonesia tapi negara-negara di seluruh dunia.
Karenanya, Indonesia harus mampu menemukan cara yang tepat dan efektif untuk bangkit dan mensejahterahkan seluruh tumpah darah bangsa Indonesia. Salah satu yang telah diberikan Allah SWT bagi rakyat Indonesia dalah kekayaan laut dan kekuatan maritimnya. Akumulasi dari tingkat kesejahteraan yang rendah, adalah tidak terdevelopnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sumberdaya manusianya tidak terkelola, pertumbuhan teknologinya masih tertinggal, bahkan dari negara-negara jiran, dan akhirnya, kesejahteraannya juga masih jauh dari harapan. “Namun Indonesia harus optimis. Kita harus tetap positif. Karena Indonesia ini, sangat dicintai oleh Allah SWT. Boleh jadi Indonesia adalah satu-satunya negara yang diberi dan punya modal dasar pembangunan yang lengkap dan besar,” ujar Prof. Rokhmin Dahuri membangun optimisme kepada seluruh audience.
Dari sisi pembangunan, sumberdaya manusia, seluruh rakyat Indonesia harus dilihat sebagai potensi yang sangat besar. Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Dengan jumlah yang besar itu, maka besar pula tenaga kerja yang dimiliki Indonesia.Besar pula pasar yang dimiliki Indonesia. Dan diharapkan, besar pula tenaga produsen yang dimiliki oleh Indonesia. Hal itulah yang diharapan dari lembaga dan institusi seperti Politeknik Ahli Usaha Perikanan. “Setelah China, India dan Amerika, ada kita, Indonesia. Kita harus mampu mengolah potensi yang besar ini agar menjadi kekuatan yang besar,” tegas Prof. Rokhmin Dahuri.
“Apalagi jika kita mampu menambahkan, semua potensi azali yang kita miliki, seperti kekayaan alam, laut dan udara dengan kemampuan teknologi dan kekuatan digital yang sangat berkembang seperti sekarang ini,” Rokhmin Dahuri berharap ada perhatian dan usaha yang serius dalam pengembangan pengelolaan sumberdaya berbasis teknologi.
Secara geo strategis, Indonesia memiliki posisi yang sangat istimewa, karena 45 persen perdagangan dunia melintasi wilayah dan jalur laut yang dimiliki oleh Indonesia. “Artinya, nilai perdagangan dunia yang melintasi wilayah laut Indonesia itu sangat besar, hampir setengah dari 15 trilyun dolar perdagangan dunia dikapalkan melalui perairan Indonesia,” terang Prof. Rokhmin.
Secara eonomis, jika Indonesia mampu mengelola sektor ekonomi kelautan, insya Allah negara ini akan mampu mewujudkan cita-citanya sebagai Indonesia Emas pada tahun 2045. “Sektor kelautan ini bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga tujuh persen setiap tahunnya. Berpotensi menyerap tenaga kerja yang sangat besar dari seluruh rakyat Indonesia. Dan jika dengan benar dikelola akan mampu mensejahterahkan seluruh rakyat Indonesia. Tapi itu juga memiliki syarat, kita harus adil, ramah lingkungan, berkelanjutan dan tidak serakah,” Rokhmin Dahuri menerangkan potensi besar yang dimiliki Indonesia.
Pemerataan pembangunan dan kesejahteraan harus merata. Tidak boleh lagi hanya berpusat di satu wilayah. Jawa yang hanya lima persen dari luas Indonesia, saat ini menanggung beban pembangunan hampir 60 persen dari Indonesia. Sebanyak 58 persen penduduk Indonesia berada dan tinggal di Jawa, padahal negeri ini memiliki wilayah dan potensi di luar Jawa yang besar. Potensi pembangunan di luar jawa harus optimal. Pulau Jawa yang telah mengalami over exploitasi mengalami kondisi yang upnormal. “Hujan sedikit, banjir. Kemarau panjang sedikit, kekeringan,” tutur Rokhmin Dahuri.
Indonesia akan mampu sejahtera, jika menggabungkan seluruh potensi yang dimilikinya. Kekayaan alam yang dikaruniakan Tuhan. Sumberdaya mansuia yang melimpah dan dikelola dengan benar. Teknologi yang dimanfaatkan secara maksimal. Serta keadilan dan kesejahteran yang harus diwujudkan. Dengan komponen ini, insya Allah negeri ini akan menjadi Indonesia Emas dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.