Kritik Program Rice Cooker Gratis, Politikus PKS: Rakyat Lebih Butuh Harga Pangan Murah

Jakarta, Rasilnews – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Kurniasih Mufidayati mengkritik program bagi-bagi rice cooker gratis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurutnya, program tersebut tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat saat ini.

“Saat ini yang lebih dibutuhkan emak-emak (ibu rumah tangga) adalah harga pangan murah dan terjangkau, alih-alih bantuan alat memasak listrik yang memakan anggaran besar,” kata Kurniasih melalui keterangan tertulis, dikutip Rasilnews pada Jumat (13/10).

Anggota Komisi IX DPR RI itu mengatakan program pangan murah lebih patut diprioritaskan ketimbang program rice cooker gratis. Bantuan subsidi harga pangan pokok, menurut Kurniasih, lebih dibutuhkan masyarakat.

Kurniasih juga mengatakan program rice cooker gratis menjadi paradoks dengan imbauan pemerintah untuk beralih dari mengonsumsi bahan pangan lain seiring dengan melonjaknya harga beras.

Adapun imbauan tersebut sempat disampaikan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Ia menyarankan masyarakat mengonsumsi makanan pokok selain nasi seperti ubi dan sorgum untuk menyiasati kenaikan harga beras.

“Rakyat diminta makan ubi-ubinya karena beras mahal, namun diberikan bantuan alat memasak nasi. Daripada tidak sinkron kebijakan, pastikan harga pangan pokok terjangkau,” kata Kurniasih.

Adapun rencana Kementerian ESDM bakal membagikan bantuan rice cooker gratis seiring seiring terbitnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Masak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga.

Dalam beleid itu, alat memasak listrik (AML) yang dimaksud adalah alat yang berfungsi untuk menanak nasi, menghangatkan makanan, dan mengukus makanan. Pembagian rice cooker ini akan mulai berlangsung pada tahun ini.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, dalam melakukan distribusi rice cooker ini, terdapat tiga hal yang harus disiapkan. Pertama, ketersedian pasokan rice cooker itu sendiri.

“Publik juga bertanya-tanya apakah bisa ini waktunya sependek itu, saya sampaikan ada tiga nih kuncinya. Satu, sisi suplainya harus mulai siap dan ini sudah koordinasi cukup lama, komunikasi juga dengan Kemenperin. Hari ini kita juga ada market sounding untuk dari sisi produsennya itu siap gitu ya, ini kan harus dalam negeri,” ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Kedua, pemerintah juga harus memastikan siapa-siapa yang berhak mendapatkan rice cooker gratis tersebut.

Ketiga, lanjut Dadan, pemerintah juga harus menunjuk siapa pihak yang akan mengirimkan rice cooker sampai ke penerima.***