Rasilnews – Bulan Ramadan, saat yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, telah menjalani perjalanannya yang penuh berkah. Sekarang, kita berdiri di ambang hari-hari terakhirnya, menyaksikan cahaya keberkahan yang semakin bercahaya di ufuk kehidupan kita. Ini adalah waktu di mana setiap detik berharga dan setiap ibadah memiliki makna yang mendalam.
Di saat-saat terakhir Ramadan, kita merenung tentang perjalanan spiritual yang telah kita lalui. Bulan ini bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi lebih jauh dari itu, tentang menahan diri dari segala bentuk dosa dan menjauhkan diri dari godaan. Di dalamnya terdapat kekuatan untuk menemukan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah dan menyucikan jiwa kita dari noda-noda dunia.
Hari-hari terakhir Ramadan memang memiliki keajaiban tersendiri. Ini adalah momen ketika kita mencari Lailatul Qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Qadr (97:1-5):
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
(Innaa anzalnaahu fii lailatil qodr. Wa maa adrooka maa lailatul qodr. Lailatul qodri khoirum min alfi syahr. Tanazzalul malaa-ikatu warruuhu fiihaa bi-idzni robbihim min kulli amr. Salaamun hiya hattaa mathla-il fajr)
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Kita merenungkan betapa berharganya malam tersebut, dan dengan hati yang penuh harap, kita berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosa kita dan memberkahi kita dengan rahmat-Nya yang tiada tara.
Tetapi, di tengah kesucian dan kebahagiaan, juga ada sedikit rasa penyesalan. Kita melihat kembali hari-hari yang telah berlalu, bertanya-tanya apakah kita telah memanfaatkannya dengan baik. Apakah kita telah menjalankan ibadah dengan tulus dan ikhlas? Seperti yang dinyatakan Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah (2:185):
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ
Syahru ramadanal-lazi unzila fihil-qur’anu hudal lin-nasi wa bayyinatim minal-huda wal-furqan(i), faman syahida minkumusy-syahra falyasumh(u) wa man kana maridan au ala safarin fa iddatum min ayyamin ukhar(a), yuridullahu bikumul-yusra wa la yuridu bikumul-usr(a), wa litukmilul-iddata wa litukabbirullaha ala ma hadakum wa laallakum tasykurun
Artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur”
Lalu, apakah kita telah memberikan yang terbaik dari diri kita dalam menjalankan perintah-Nya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini menggema dalam hati kita, mengingatkan kita bahwa kita adalah hamba yang lemah dan seringkali terjebak dalam dosa.
Namun, Allah Maha Pengampun. Di hari-hari terakhir Ramadan, kita diberikan kesempatan untuk bertaubat dengan sungguh-sungguh, untuk memohon ampunan-Nya dengan tulus dan ikhlas. Meskipun bulan Ramadan akan segera berakhir, pintu rahmat dan ampunan Allah tetap terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin kembali kepada-Nya.
Bulan Ramadan juga merupakan waktu untuk merenungkan berkah-berkah yang telah Allah limpahkan kepada kita. Keluarga, sahabat, kesehatan, rezeki—semua ini adalah karunia-Nya yang patut kita syukuri. Di hari-hari terakhir Ramadan, kita bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, dan berjanji untuk lebih mensyukuri dan memanfaatkannya dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Namun, kesedihan juga merayap di hati kita karena menyadari bahwa bulan Ramadan akan segera berakhir. Kita merindukan suasana spiritual yang khas, persaudaraan umat Muslim di seluruh dunia, dan momentum untuk meraih kebaikan yang berlipat ganda. Namun, kita tahu bahwa meskipun bulan Ramadan berakhir, semangat dan keberkahan yang kita tanamkan dalam diri kita akan terus berkembang. Kita akan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, memperdalam hubungan kita dengan Allah, dan memberikan yang terbaik dari diri kita untuk kemanusiaan.
Jadi, di hari-hari terakhir Ramadan, mari kita tingkatkan ibadah kita, memperdalam hubungan kita dengan Allah, dan meningkatkan kebaikan dalam diri kita. Kita mungkin tidak tahu apakah kita akan bertemu dengan bulan Ramadan yang lain, oleh karena itu, mari kita manfaatkan setiap momen yang tersisa dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah menerima amalan kita, memberkahi kita dengan keselamatan dan kebahagiaan, dan memperkenankan kita untuk bertemu lagi dengan bulan Ramadan yang suci di masa mendatang. Aamiin.