Populasi Lansia Besar Tapi Sedikit Yang Memberdayakannya
Semarang, Rasilnews – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, terdapat 29,3 juta penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia pada 2021. Angka ini setara dengan 10,82% dari total penduduk di Indonesia. Jika dilihat dari status ekonomi, mayoritas atau 43,29% penduduk lansia berasal dari rumah tangga dengan kelompok pengeluaran 40% terbawah.
Dan ketika seseorang memasuki lanjut usia (lansia) sering dianggap menakutkan karena fisik dan mental mulai mengalami penurunan, padahal sebenarnya menjadi lansia bukanlah hal yang harus ditakutkan.
Salah satunya dengan launching Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia, Selasa (29/03) di Semarang Jawa Tengah.
Jaringan Nasional Volunteer Lansia Indonesia merupakan program kolaborasi Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat di Kabupaten Semarang, Dompet Dhuafa, dan juga Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, menjelaskan bahwa jaringan tersebut menjadi upaya menggabungkan pegiat lansia.
“Ini menjadi upaya kami agar berada dalam satu jaringan bersama untuk saling menguatkan, dan memberi informasi bagaimana memberdayakan lansia di Indonesia,” jelasnya.
Ia menjelaskan, program pemberdayaan lansia ini dipilih karena saat ini populasi lansia di Indonesia cukup besar. Namun menurutnya orang-orang yang berkonsentrasi pada pemberdayaan lansia di Indonesia belum banyak.
“Kenapa lansia karena saat ini populasi lansia Indonesia cukup besar. Ditambah pra lansia maka nilainya nyaris 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Hanya sedikit di bawah kelompok milenial. Kita punya dua kutub generasi di Indonesia ini. Hanya saja isu tentang lansia lebih sedikit, maka kita launching ini agar kita bisa beri perhatian sama bagi lansia,” ujarnya.
Dengan program ini, dirinya berharap bisa mengoptimalkan pemberdayaan para lansia di Indonesia.
“Kita mengoptimalkan kebahagiaan masa tua mereka dan memberdayakan para lansia.”
Perwakilan Pondok Pesantren Lansia Raden Rahmat, Muhammad Solikin menyebutkan bahwa ponpesnya saat ini menjadi satu dari sedikit ponpes yang berkonsentrasi untuk pemberdayaan lansia. Ia menjelaskan dalam ponpesnya memiliki 3 tagline, yakni olah raga, olah jiwa, dan olah rasa.
“Pesantren lansia raden rahmat pengelolaanya ada 3 yaitu olah raga, olah jiwa, olah rasa. Kami berusaha agar di masa tuanya, para lansia tetap bisa produktif dan bahagia agar jiwa mereka juga bisa senang. Ada juga program pelatihan agar mereka tetap bisa menghasilkan dan produktif meski sudah di masa senja,” paparnya.
Kabid Rehsos Dinsos Kota Semarang RR Heksa Sari Ratna Dewi mengungkapkan pemerintah mengapresiasi program ini. Sebab pemerintah bisa terbantu dalam pengelolaan dan pemberdayaan lansia di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.
Ia pun mengungkapkan saat ini jumlah lansia di Jateng tertinggi di Indonesia.
“Kami dari pemerintah mengapresiasi kegiatan ini. Dengan networking ini kami terbantu karena tak hanya pemerintah yang mengurusi lansia tapi juga masyarakat sekitar juga memberikan layanan di seluruh indonesia. Untuk data, riset jateng 6 juta lansia di tahun 2022 terbanyak di Indonesia. Sementara data lansia Indonesia 2022 mencapai 36 juta lansia,” jelasnya.